JABAR EKSPRES – Nama Prof Dr Sulianti Saroso sangat terkenal beberapa tahun lalu, lantaran nama tersebut menjadi salah satu nama rumah sakit rujukan Covid terbesar di Indonesia. Lalu saat Pandemi Covid sudah dinyatakan berakhir oleh WHO, kenapa nama tersebut kini malah menjadi Google Doodle hari ini? Siapa sebenarnya sosok Prof Sulianti Saroso tersebut?
Hari ini Google menjadikan foto Prof Dr Sulianti Saroso sebagai Doodle, hal ini karena bertepatan dengan hari kelahiran tokoh yang sangat berperan penting dalam dunia kesehatan di Indonesai tersebut.
Dengan dipasangnya gambar Prof Dr Sulianti Saroso sebagai Google Doodle, bisa diartikan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas apa yang pernah dilakukan untuk Indonesia.
Untuk mengetahui seperti apa sosok Prof Dr Sulianti Saroso sehingga fotonya dijadikan sebagai Doodle oleh Google, berikut profil singkatnya:
Prof Dr Sulianti Saroso Lahir di Karangasem pada 10 Mei 1917.
Sebagai salah satu tokoh kedokteran tanah air yang sudah banyak berjasa, ternyata beliau memiliki riwayat pendidikan kedokteran yang luar biasa.
Prof Dr Sulianti Saroso pernah menempuh pendidikan di Tulane University School of Medicine dan lulus pada 1965.
Dia juga pernah menjadi alumni di de Geneeskundige Hoogeschool pada tahun 1942.
RSPI (Rumah Sakit Penyakit Infeksi) Sulianti Saroso merupakan rumah sakit yang didirikan olehnya.
Prof Dr Sulianti Saroso menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta.
Sebagai tokoh kesehatan yang berpengaruh di Indonesia, Ia sangat berperan dalam menangani dan mencegah KLB di Indonesia, karenanya tak heran Google sampai menjadikannya Doodle pada hari ini.
Berikut ini peran RSPI Sulianti Saroso dalam penanggulanangan infeksi.
1. RSPI Sulianti Saroso ditunjuk jadi rumah sakit rujukan SARS pada tahun 2003.
2. RSPI Sulianti Saroso menjadi rumah sakit rujukan penanganan KLB flu burung (H5N1) pada 2005.
3. RSPI Sulianti Saroso aktif dalam penanganan dan pencegahan penyakit Mers-CoV (MCoV) adan MERS-COV pada 2012.
4. RSPI Sulianti Saroso menjadi rumah sakit pertama yang menangani pasien Covid 19 pada 2022.
Meski kini sosoknya sudah tidak ada di dunia, namun jasanya masih terus dikenang, bahkan apa yang pernah dilakukannya masih mendatangkan manfaat bagi banyak orang.