JABAR EKSPRES- Apakah kamu Masih ingat dengan ramalan “Tahun 2023 Gelap” oleh influencer Indonesia yang ramai beredar akhir tahun 2022 lalu? Ia mengatakan bahwa dunia akan mengalami resesi ekonomi pada tahun 2023.
Menurut data dari Bloomberg 2023, peluang resesi Indonesia saat ini cukup rendah, yakni hanya sebesar 2%. Berdasarkan data ini, Indonesia ditemani dengan beberapa negara, seperti India yang memiliki persentase 0% dan Arab Saudi yang memiliki persentase 5%.
Di sisi lain, beberapa negara maju, seperti Inggris, Selandia Baru, dan Amerika Serikat menjadi 3 negara dengan peluang resesi terbesar sejauh ini menurut Bloomberg. Bahkan, persentase negara tersebut berada diatas 60%.
Sebenarnya, beberapa lembaga ekonomi dunia sempat memprediksi ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh secara positif tahun ini, seperti yang tercantum di data berikut.
- 5% IMF
- 4,8% World Bank
- 5% Asian Development Bank
- 4,9% Bloomberg Consensus
- 4,7% OECD
Pertanyaan nya, benarkahIndonesia akan aman dari resesi ekonomi yang menimpa seluruh Dunia ?
Sejauh ini, Indonesia bisa dikatakan aman dari dampak resesi global, tapi kita harus tetap waspada dengan ketidakpastian ekonomi global yang bisa aja merambat ke Indonesia.
Berdasarkan laporan BPS (Badan Pusat Statistik), pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri sepanjang 2022 menyentuh angka 5,31%, angka ini merupakan yang tertinggi sejak 2014 lalu. Angka 5% ini juga bisa dibilang angka yang cukup konsisten, mengingat Indonesia bisa menjaga pertumbuhan diatas 5% selama empat kuartal beruntun sejak Q4 2021 lalu.
“Kami optimis pertumbuhan ekonomi dapat terjaga dengan baik, kisaran 5,0-5,3%.” Ucap Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan
Berikut adalah upaya yang bisa kita lakukan, seandainya kita harus di hadapkan dengan Resesi ekonomi :
- Menambah simpanan dana darurat
- Mengurangi gaya hidup yang konsumtif
- Susun dan Atur ulang daftar pengeluaran
- Pintar memamfaatkan peluang untuk menambah penghasilan
- Miliki asuransi sebagai proteksi
Adapun upaya pemerintah dalam menghadapi resesi adalah dengan mengadakan program penguatan produk Bangga Buatan Indonesia (BBI). Program tersebut akan terus di dorong demi keberlangsungan perekonomian di Indonesia.
Lalu pemerintah juga akan melanjutkan hilirisasi SDA agar memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. Pemerintah akan mencoba untuk mengendalikan inflasi pangan.