JABAR EKSPRES – Direktorat Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Kemendikbudristek menyebutkan bahwa puisi dalam bentuk audio visual merupakan salah satu bentuk dari upaya memajukan kebudayaan di era modern.
“Kita ada di hilir untuk menjembatani generasi muda yang melakukan praktek-praktek baik pemajuan kebudayaan, termasuk memberi ruang kepada puisi dalam bentuk audio visual ini,” ucap Direktur PMM Ahmad Mahendra saat jumpa pers di Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (27/4).
Upaya memajukan kebudayaan yang dimaksud telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017, yang berisikan upaya pemajuan identitas dan karakter bangsa, ketahanan budaya, dan diplomasi budaya.
“Warisan budaya itu kan ada yang tangible (hasil budaya fisik) dan intangible (nilai budaya), jadi tidak hanya berupa wayang saja, melainkan juga tokoh-tokohnya,” ucap Ahmad.
Ahmad juga menjelaskan pameran yang seperti ini pada saat dulu masih dianggap aneh dan kontemporer, tetapi seiring berkembangnya era modern dan digitalisasi, kembali disukai oleh kalangan muda. Karena hal ini memiliki tujuan untuk memajukan kebudayaan itu sendiri, sejatinya mengalami masa lalu dan menemukan masa depan.
Produser Mira Lesmana juga mengucapkan apresiasi terhadap dukungan yang diberikan Kemendikbudristek dalam proses peluncuran antologi seni audio visual dengan judul “Aku, Chairil!” sebagai bentuk peringatan terhadap Hari Puisi Nasional yang jatuh pada tanggal 28 April.
“Saya ucapkan apresiasi kepada Direktorat PMM yang telah memercayai kami dan media sehingga video ini bisa diciptakan,” ujar Mira.
Dia menambahkan, Miles Film menjadi perantara yang berhasil menggabungkan para pelaku seni dan rupa untuk menginterpretasikan Chairil dengan Kemendikbudristek.
Seorang produser, Riri Riza, ikut mengatakan bahwa karya tersebut diciptakan untuk memberikan puisi sebuah pendekatan kepada generasi muda dalam bentuk audio visual.
“Yang harus kita lakukan itu, percaya. Ketika kita masuk ke dalam anak muda dengan semangat yang mereka miliki, anak muda akan lebih berani dan terbuka dengan perasaannya,” ucap Riri.
Menurut Riri, Chairil Anwar merupakan sosok yang mampu menunjukkan harga diri Bahasa Indonesia, sehingga masyarakat perlu sadar akan pentingnya tradisi puisi atau berbahasa seni yang merupakan bagian dari sejarah bangsa.