JABAR EKSPRES- Berikut adalah uraian tentang kisah nabi Dzulkifli yang senantiasa menepati janji. baca selengkapnya di bawah ini.
Janji adalah utang, demikian ungkapan pepatah bijak. Menurut Nabi Muhammad Saw., ingkar janji merupa- kan salah satu dari tiga ciri orang munafik.
Memenuhi janji merupakan perbuatan mulia, ke- balikan dari perbuatan orang munafik. Karena itulah memenuhi janji termasuk sifat baik yang harus dipertahankan.
Kepada siapa kita harus memenuhi janji? Tentu- nya kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan sisi kehidupan duniawinya. Kisah berikut ini layak jadi motivasi bagi orang yang memegang teguh janjinya.
Seorang raja bernama Ilyasa bermaksud meninggalkan kekuasaannya karena telah berusia lanjut. Maka, di- buatlah sayembara untuk rakyatnya, masyarakat Bani Israel.
Raja mensyaratkan tiga hal yang harus dipatuhi agar mampu menggantikannya. Ketiga syarat itu adalah selalu berpuasa, rajin beribadah, dan mampu menahan hawa nafsu. Banyak sekali yang berminat untuk menggantikan sang Raja.
Namun, mereka tidak mampu memenuhi syarat-syarat tersebut. Dari sekian banyak rakyatnya, tampil seorang pemuda yang mengajukan lamaran. Pemuda itu bernama Basyar, putra Ayyub.
Ketika sudah berada di hadapannya, sang Raja ber- tanya, “Wahai pemuda, apakah kau sanggup memenuhi syarat-syarat dariku?” “Insya Allah, hamba akan melaksanakannya dengan sepenuh hati,” jawab Basyar.
Sang Raja berkata, “Aku akan melihatmu dalam beberapa hari ini untuk membuktikannya!” Raja Ilyasa tidak percaya begitu saja sebelum melihat bukti yang sebenarnya.
Beberapa hari kemudian akhirnya sang Raja memutuskan, “Wahai Basyar, sekarang aku yakin bahwa kamu adalah orang yang berhak melanjutkan pemerintahan inil Aku lihat kamu begitu tulus melakukan syarat-syarat itu!”
“Semua yang hamba lakukan semata-mata karena Allah Swt.!” jawab Basyar dengan rendah hati. Mendengar ucapan itu, Raja Ilyasa semakin yakin bahwa Basyar orang yang berhak untuk menggantikan kedudukannya.
“Sejak saat ini, aku serahkan kekuasaan ku kepadamu!” kata Raja Ilyasa seraya menyerahkan mahkotanya. Basyar menerimanya dengan rasa hormat dan sepenuh hati. Maka, Basyar mulai memimpin Bani Israel.
Karena kesungguhannya dalam menepati janji, Basyar kemudian bergelar Dzulkifli, yaitu orang yang dapat memegang janji. Dia juga memerintah rakyatnya dengan adil dan bijaksana.