JABAR EKSPRES- Bila kita menyaksikan datangnya Ramadhan dengan melihat bulan atau hisab, berpuasalah dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt. Berikut ini akan kami bahas tentang penjelasan lengkap puasa di bulan ramadhan.
Dari sebelum fajar. Sedangkan, bagi perempuan yang sedang haid atau nifas (darah yang keluar setelah melahirkan), berbukalah dan ganti- lah puasa pada hari yang lain.
Apabila sedang sakit atau bepergian, boleh meninggalkan puasa dan menggantinya pada hari yang lain, dengan berturut-turut atau tidak.
Bila berpuasa terasa berat karena usia lanjut atau sakit menahun yang tidak dapat diharapkan kesembuhannya, boleh berbuka.
Tetapi wajib membayar fidyah dengan memberi makan orang miskin 1 mud atau setara dengan 0,5 kg. Begitu juga dengan perempuan yang sedang mengandung atau menyusui.
Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Bila telah tampak fajar yang kedua (fajar shadiq), berhentilah makan dan minum dan jangan pula berhu- bungan suami istri. Maka, berkafaratlah dengan memer- dekakan budak sahaya. Bila tidak ada, berpuasalah 2 bulan berturut-turut. Bila tidak sanggup, berilah makan 60 orang miskin, setiap orang 1 mud; dan berpuasalah sehari untuk mengganti puasa yang batal.
Orang yang Berkewajiban Berqadha
Bila melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti yang disebutkan tadi, gantilah pada hari yang lain. Apa bila ada orang yang berada dalam perwalian kita me miliki utang puasa, berpuasalah untuknya.
Pantangan Orang yang Berpuasa
Tinggalkan perkataan dan perbuatan dusta, pandir, dan jahil; dan janganlah berkata kotor dan berbuat gaduh. Bila kita diajak berbantah, katakanlah, “Saya sedang berpuasa!” Jangan pula berkumur dan menghirup air ke hidung terlalu keras.
Janganlah mencium istri bila tidak kuat menahan nafsu. Adapun yang diperbolehkan ada- lah menggosok gigi dan mandi karena kepanasan.
Sahur dan Buka
Bila hendak berpuasa, sebaiknya bersahur dengan meng- akhirkan waktunya. Bila terbenam matahari, cepat- cepatlah berbuka dengan kurma;
Bila tidak ada, minumlah air dan berdoa, Dzahaba al-dhamâu wabtallatil ‘uru-qu wa tsabatal ajru insya Allah. Artinya, semoga haus ini lenyap, urat-urat kembali segar, dan tetap berpahala, insya Allah.