JABAR EKSPRES – Fenomena gerhana matahari, diprediksi bakal terjadi di penghujung Bulan Ramadan kali ini. Tanggal 20 April 2023, merupakan waktu dimana matahari dan bulan akan sejajar, sehingga pencahayaan tidak semuanya sampai ke bumi.
Menurut Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu menuturkan, Fenomena ini merupakan perhitungan yang dikelompokan pada Siklus Saros. Yang terjadi selama 18 tahun sekali.
Baca Juga: Fenomena Gerhana Matahari Bulan April ini! Ada Kota Kalian?
“Gerhana-gerhana pada siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari 8 jam. Dua gerhana berdekatan dalam satu siklus Saros yang sama, konfigurasi posisi Matahari, Bulan, dan Buminya akan hampir sama” ujar Teguh Rahayu.
Teguh menjelaskan, Gerhana Matahari Hibrid yang akan terjadi pada 20 April 2023 merupakan fenomena lanjutan, yang sebelumnya terjadi pada 8 April 2005.
“contoh GMH 20 April 2023 ini merupakan anggota ke 52 dari 80 anggota pada siklus Saros 129. Gerhana Matahari sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMH 8 April 2005” jelasnya
Baca Juga: Miliki Arsitektur Unik, Masjid Al Imtizaj Bandung Masih Jadi Primadona untuk Ibadah
“Adapun gerhana yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMT 30 April 2041” tambahnya.
Nantinya disetiap wilayah, bakal terjadi perbedaan terkait fenomena ini. Nampak jelas di wilayah tertentu poros matahari akan sejajar dengan bulan, dan di tempat lain berbentuk seperti cincin.
“saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan” tuturnya.
Baca Juga: Menelusuri Jejak Sejarah dan Keindahan Kota Lewat Walking Tour Cerita Bandung
Dirinya mengatakan, meskipun peristiwa GMH di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.
“Adapun GMH yang akan datang yang dapat diamati di Indonesia adalah GMH 25 November 2049” katanya
“jalur totalitasnya melewati Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku” pungkasnya. (Mg1)