JABAR EKSPRES – Polisi Israel kembali serang warga Palestina di Masjidil Aqsa Yerussalem pada 5 April 2023, subuh waktu setempat. Mereka berdalih kejadian ini untuk merespon kerusuhan yang terjadi sebelumnya.
Hal ini kembali memicu potensi kemarahan para jihadis (pejuang) Palestina seperti pada tahun 2021 lalu dimana terjadinya bentrok antara polisi Israel dengan para pejuang di Komplek Al-Aqsa selama 11 hari.
Ramadhan seharusnya menjadi bulan yang tenang dan damai bagi ummat Islam, terlebih bagi mereka yang ingin memaksimalkan ibadahnya kepada Allah SWT.
Selain ibadah puasa, ibadah iktikaf atau bermalam di masjid seusai tarawih merupakan ibadah yang banyak juga dilakukan oleh ummat Islam. Mereka mencari ketenangan dan Rahmat Allah di tengah heningnya malam. Akan tetapi, iktikaf sendiri tidak dapat dilakukan di Masjidil Aqsa Yerussalem karena tindakan polisi Israel yang biadab dan semena-mena.
Insiden tersebut memicu api kemarahan di seluruh wilayah Tepi Barat. Polisi Israel mengatakan bahwa setelah sirine berbunyi di dalam kota bagian selatan, ada 9 roket yang ditembakkan dari Gaza menuju Israel.
Ada potensi lonjakan kekerasan dalam setahun terakhir di Tepi Barat dan Yerussalem bakal meningkat pada bulan ini. Mengingat bulan suci Ramadhan bertepatan juga dengan perayaan Paskah bagi ummat Kristen dan Yahudi.
Organisasi Kemanusiaan, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan adanya korban luka-luka, tetapi tidak diketahui berapa banyak secara rincian. Dalam sebuah pernyataan, polisi Israel mencoba menghalangi petugas medis yang ingin masuk ke area masjid.
“Saya sedang duduk di kursi sambil membaca Al Qur’an,” ujar seorang wanita tua dengan nafas tersengal-sengal sambil duduk di luar masjid.
“Mereka melemparkan granat setrum, salah satunya mengenai dada saya,” tambah wanita tua tersebut sambil menangis.
Polisi Israel menjelaskan maksud aksi mereka masuk ke dalam area masjid. Hal tersebut karena para penghasut bertopeng masuk ke dalam masjid dan mengunci diri mereka bersama kembang api, tongkat, dan batu.