‘Abdurrahman ibn ‘Auf tak segan-segan menyum- bangkan semua uangnya karena dia percaya Allah akan membalasnya dengan rezeki yang berlipat-lipat dan mengganjarnya dengan pahala di akhirat.
Dan, khusus mengenai sumbangan itu, ‘Abdurrahman memiliki per- timbangan lain bahwa perang yang direncanakan ter- sebut-menurut perkiraan-membutuhkan banyak biaya.
Biaya yang dibutuhkan sangat besar karena yang dihadapi adalah tentara Romawi yang terkenal sangat kuat dan terampil dalam peperangan. Selain itu, frontnya ter- letak sangat jauh di utara.
Dengan pertimbangan itu pula ‘Abdurrahman tidak hanya menyumbangkan uangnya, tetapi dia juga ikut maju ke medan pertempuran seperti pada peperangan sebelumnya.
Demikianlah, ketika waktunya untuk berangkat me- nuju medan perang, ‘Abdurrahman tampak duduk di atas kudanya dengan gagah di dekat Rasulullah Saw. Tekadnya telah bulat, apa pun yang terjadi nantinya, akan dihadapinya dengan ikhlas.
Pasukan muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah Saw. pun berangkat. Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, akhirnya sampailah laskar Islam di me- dan perang.
Tentara Romawi yang semula hendak me- nyerang, berbalik mundur karena menyaksikan laskar Islam dalam jumlah besar yang dipimpin langsung oleh Rasulullah Saw.
Pasukan Rasul juga dibantu oleh para panglima padang pasir yang terkenal gagah berani. Laskar Islam tidak mengejar mereka, tetapi berkemah di suatu tempat bernama Tabuk.
Dari tempat ini, Rasulullah Saw. mengirimkan beberapa pasukan kecil untuk mendatangi kabilah-kabilah yang tinggal di tapal batas Arab dengan negeri Syam guna mengadakan perjanjian keamanan dan politik.
Suatu hari, ketika waktu shalat telah tiba, Rasulullah Saw. belum juga hadir. Atas persetujuan para jamaah, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf menjadi imam shalat. Ketika hampir selesai rakaat pertama, Rasulullah Saw. datang, lalu shalat sebagai makmum.
Demikianlah, Allah telah memuliakan ‘Abdurrahman ibn ‘Auf saat itu dengan menjadikannya sebagai imam bagi pemimpin umat dan pemimpin para nabi, Nabi Muhammad Saw.