Sementara kasus ketiga, menimpa belasan santriwati di wilayah Cikalongwetan. Para korban, mendapat tindakan pencabulan dari salah seorang ustadz di sebuah pesantren wilayah itu.
“Sampai tadi siang, korbannya ada 17 orang. Itu berdasarkan pelaporan orang tua korban,” jelas Rini.
Terbaru, informasi yang diterima PPA DP2KBP3A KBB ada 2 anak korban sodomi. Meski begitu, Rini belum bisa menjelaskan korban dan pelakunya dari wilayah mana, dan kronologisnya seperti apa.
“Saya baru terima, laporannya barusan sekitar pukul 18 WIB, ada kasus sodomi. Korbannya baru kebuka 2 orang. Baru itu saja laporannya,” ungkapnya
Mayoritas kasus yang ditangani itu adalah pelecehan seksual. Dari 14 kasus, hanya ada satu kasus tentang KDRT. Tingginya angka pelecehan seksual kepada anak di bawah umur ini seperti fenomena gunung es.
Lalu kini DP2KBP3A menghadirkan program Gerakan Perlindungan Perempuan dan Anak (Geprak) dari pemerintah membuat para korban atau orangtua korban berani bicara serta melapor supaya aparat berwajib mengusut tuntas.
“Ini keberhasilan karena korban jadi berani melaporkan. Meski di sisi lain berkonotasi kurang baik terhadap daerah,” jelasnya
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa Pemkab Bandung Barat akan tetap hadir untuk melakukan pendampingan pada korban supaya kembali pulih dari trauma dan luka akibat kasus Kekerasan.
“Kami akan memastikan bahwa para korban mendapat layanan kesehatan serta pemulihan trauma. Itu yang paling penting agar masa depannya tetap tak terganggu,” tutupnya.(mg2/yan).