JABAR EKSPRES- Kabarnya, Elon Musk mau ubah Twitter jadi ‘everything app’ atau aplikasi serba ada yang menggabungkan pemesanan, pembayaran, dan perdagangan.
Aplikasi Untuk Transaksi Elon Musk ingin Twiter memberikan layanan fintech seperti transaksi jual-beli barang, pembayaran kripto, transfer, transaksi peer-to-peer, rekening tabungan, sampai kartu debit.
Layanan Tunjang Penghasilan Twiter diproyeksikan dapat menghasilkan sebanyak $1,3 miliar (Rp19,4 triliun) pada 2028 jika mengadakan layanan pembayaran.
Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan penghasilan Twiter sekarang yang hanya sekitar $15 juta (Rp227,2 miliar) per tahunnya.
Lisensi Resmi Aplikasi Dalam mewujudkan rencana ini, Twitter sudah terdaftar di Departemen Keuangan AS sebagai prosesor pembayaran dan sudah memproses lisensi yang dibutuhkan.
Twitter saat ini lagi merancang software baru untuk memperkenalkan fitur pembayarannya. Dalam waktu setahun, Twiter menargetkan bisa mendapatkan lisensi fitur pembayaran itu.
Pembukaan Aliran Pendapatan Langkah ini diambil Elon Musk untuk membuka aliran pendapatan baru dan membalikkan bisnis Twiter yang merosot sejak beralih tangan pada Oktober lalu.
Buktinya, bisnis periklanan di Twitter senilai $5 miliar (Rp75,75 triliun) per tahun menurun karena para pengiklan twitter mundur secara bersamaan ketika Twitter diakuisisi Elon Musk.
Kehilangan Pengiklan & Penghasilan Setengah dari 100 pengiklan teratas Twiter yang menghabiskan hampir $750 juta (Rp11,36 triliun) untuk iklan di Twitter sudah nggak beriklan di sana.
Masa Depan Twiter Di samping itu, Twiter awalnya akan menggunakan mata uang dan pembayaran reguler. Tapi, di masa depan Twiter akan mengutamakan pembayaran lewat mata uang kripto.
Lebih lanjut, Twitter pun akan bersaing dengan PayPal dan Apple Pay yang juga memungkinkan penggunanya untuk membayar langsung di toko aplikasi namun juga saling mentransfer uang.
Langkah membawa Twitter menjadi aplikasi ‘serba ada’ merupakan bagian dari usaha Musk untuk meningkatkan pendapatan dari platform tersebut. Pasalnya, Twiter kehilangan pendapatan dari iklan mereka sejak akuisisi Musk pada Oktober lalu.
Karena itu pula, ambisi Twitter menjadi aplikasi ‘serba ada’ diprediksi tidak mudah. Selain harus bersaing dengan para pemain besar, Musk tidak punya pengalaman di bidang tersebut.