JABAR EKSPRES – Sebanyak 22 orang peserta program 100 parlemen muda dari Politician Academy menyambangi Wali Kota Bogor Bima Arya di Balai Kota Bogor.
Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya fokus membahas politisi berkarakter. Menurutnya tantangan terbesar politisi saat ini adalah menjadi politisi yang berkarakter dan itu memerlukan proses yang cukup panjang.
Dia mengaku, selama 10 tahun menjabat Wali Kota Kota Bogor dirinya belajar banyak sekali tentang makna dari karakter.
“Singkatnya saya memahami karakter itu tentang nilai, politisi yang berkarakter adalah politisi yang mendasarkan semua langkah, pemikiran dan tindakannya dengan nilai, tanpa itu maka dia tidak punya karakter,” ungkapnya dikutip Selasa, 14 Februari 2023.
Ia meyakini, apapun tantangan seseorang ketika tolak ukur dan pijakannya jelas, yaitu nilai maka akan terasa ringan menghadapi dan menjalaninya.
“Jadi berbasis nilai menurut saya itu penting yang harus dijunjung tinggi selain etika, sopan santun, penghargaan dan apresiasi,” sebutnya.
Menjadi seorang politisi atau pemimpin yang berkarakter, sambung dia, adalah bagaimana menempatkan nilai terhadap semua langkah.
Bagi dirinya berpolitik adalah alat dan menjadi wali kota atau legislatif itu alat yang tujuannya adalah untuk kebaikan memberikan kemaslahatan dan kemudahan, kemuliaan serta kebanggaan. Ia juga mengaku bahwa dirinya mengalami masa-masa merasa muak dengan politik.
BACA JUGA: Satu Malam, Delapan Bencana Ancam Kota Bogor, Ini Pesan BPBD Kepada Warga
Politisi PAN itu menimbang, untuk yang ingin maju mengikuti kontestasi kepala daerah atau perwakilan rakyat, logistik menjadi aspek yang harus dipersiapkan.
Meski begitu, kata dia, aspek yang penting dan menentukan adalah fashion dan strategi, dimana keduanya saling menguatkan serta database menjadi aspek penting sebagai penunjang.
“Jadi logistiknya relatif saja, yang penting kita memiliki strategi yang pas,” serunya.
Sambil menceritakan pengalaman dirinya mengikuti semua fase pilkada, hal penting lainnya adalah vision yang bisa disampaikan dalam orasi yang memiliki substansi. Pemilihan diksi, intonasi, topik atau tema yang saat ini menjadi kendala bagi banyak politisi yang tidak memiliki kemampuan komunikasi publik yang dahsyat.