BANDUNG – Gang Raden Jibja, Kelurahan Cicaheum, Kiaracondong Kota Bandung dikenal dengan Kampung Kaligrafi. Karena hampir semu dinding di sepanjang gang tersebut dipenuhi lukisan Arab itu.
Mural kaligrafi itu berwarna warni dan bentuknya beragam. Sehingga nampak indah ketika dipandang.
Salah satu kontributor pembuat mural kaligrafi di kampung itu adalah Aam Jamaludin. Warga setempat yang juga sosok guru di kampung itu.
Aam menceritakan, sejak kecil ia memang gemar dengan seni lukisan tersebut. Kemampuannya makin terasah ketika belajar di pesantren. Salah satunya di Tasikmalaya. “Mungkin karena faktor bakat juga, jadi mudah untuk menggeluti lukisan itu,” katanya kepada Jabar Expres.
Bagi pria 41 tahun itu, melukis kaligrafi bukan sekedar untuk mengimajinasikan seni. Tetapi juga ada semangat dakwahnya.
Karena itu ketika berkesempatan membuat mural lukisan itu di kampungnya, semangatnya berlebih. Aam secara pribadi juga lebih menyukai membuat kaligrafi dalam bentuk mural dari pada sekedar dihadirkan di kertas atau kanvas. “Nuansa syiarnya lebih terasa kalau mural di dinding,” sambungnya.
Meski demikian, Aam juga tetap rajin membuat lukisan itu memanfaatkan media kanvas, kertas atau papan kayu. Ratusan kaligrafi telah tercipta dari tangannya.
Selain memanfaatkan cat sebagai pewarna, Aam juga memanfaatkan lem batang dan alumunium foil. Sehingga lukisan yang dihasilkan bisa timbul dan warnanya lebih mencolok.
Tidak sedikit kaligrafi buatannya diminati orang sehingga laku terjual. “Pernah juga ke Singapura, laku sekitar Rp 2,5 juta,” ucapnya.
Aam sendiri juga tidak segan untuk mengajarkan kemampuannya membuat kaligrafi. Ia juga mewadahi para anak-anak atau generasi muda yang ingin belajar lukisan arab tersebut. (mg4)