JABAREKSPRES – Warunk Upnormal bangkrut sudah santer terdengar. Terdapat beragam alasan Warunk Upnormal ‘gulung tikar’.
Dulu, Warunk Upnormal digadang-gadang menjadi salah satu tempat makan hits yang tidak lekang oleh waktu
Namun kini, kenyataannya berbeda.
Berikut ini beberapa alasan Warunk Upnormal mengalami bangkrut
Harga Selangit
Harga yang ditetapkan Warunk Upnormal terlampau tinggi.
Untuk menu-menu sederhana seperti indomie, roti bakar, dan minuman lainnya dinilai kurang menyesuaikan kemampuan masyarakat.
Analisis Segmentasi Pasar
Warunk Upnormal memiliki segmentasi pasar anak muda.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha yang ‘bermain’ dalam segmen tersebut.
Anak muda cenderung mencari harga yang murah.
BACA JUGA : Beli Tiket Westlife Jakarta 2023, Ini Caranya!
Maka, ketika Warunk Upnormal menaikkan harga, banyak pembeli yang ‘kabur’.
Banyak anak muda yang memilih tempat lain dengan harga yang lebih terjangkau.
Adanya PSBB
Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi faktor utama Warunk Upnormal bangkrut.
PSBB memberikan dampak yang besar bagi para pelaku usaha kelas menengah, kecil, hingga atas.
Keunggulan Warunk Upnormal memberikan pengalaman yang menarik bagi konsumen untuk makan di tempat.
Beberapa keunggulannya, adanya colokan listrik di setiap meja, wifi dengan sinyal yang kuat, tempat duduk yang nyaman, dan fasiltas pelengkap lainnya.
BACA JUGA : Dewi Perssik Dan Pilot, Sudah Tunangan!
Namun, ketika PSBB berlangsung, banyak konsumen yang tidak bisa merasakan pengalaman tersebut.
Apabila menjualnya secara daring, banyak konsumen yang lebih memilih enggan untuk membeli.
Karena menganggap bisa membuatnya sendiri di rumah.
Membuka Cabang Terlalu Cepat
Ekspansi cabang Warunk Upnormal terlampau cepat.
Tahun 2019, sudah memiliki 85 gerai yang tersebar di 20 kota.
Banyak yang menyayangkan keputusan tersebut.
Karena berpeluang terhadap return yang tidak sejalan dengan modal yang dikeluarkan.