JAKARTA – Mendekati Pemilu 2024, ada sejumlah agenda pertemuan penting yang dilakukan beberapa Partai Politik (Parpol).
Setelah Surya Paloh dipanggil Presiden di istana negara, beberapa spekulasi kemudian muncul untuk mengungkap isi pertemuan itu.
Kalangan pengamat banyak yang memprediksi bahwa isi pertemuan itu merupakan bentuk penawaran Jokowi kepada Surya Paloh dengan konsekwensi harus tinggalkan Anies.
Selang beberapa hari, Surya Paloh kemudian melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Dalam konferensi persnya Surya Paloh sendiri mengakui bahwa tujuan menemui Airlangga untuk membicarakan peta politik Pilpres pada Pemilu 2024.
Ketika ditanya awak media, Ketua Umum Partai NasDem itu menjawab akan ada kemungkinan akan bergabung dengan KIB. Atau sebaliknya KIB juga bergabung dengan NasDem.
Pertemuan Paloh dengan Airlangga berlangsung pada Rabu Pon. Hari itu disebut-sebut sebagai hari keramat bagi NasDem.
Kalangan elite politik ramai melontarkan isu bahwa pada Rabu Pon kana ada reshuflle kabinet.
Isu itu kemudian tidak terbukti. Presiden Joko Widodo tetap melakukan aktivitas seperti biasanya dengan melakukan kunjungan ke Bali.
Pertewmuan lainnya kemudia kembali berlanjut. Kali ini sejumlah petinggi PKS mendatangi Gedung NasDem Tower, Gandangdia Menteng Jakarta Pusat.
Wakil Ketua Majelis Syura Sohibul Iman, Sekretaris Jenderal Habib Aboe Bakar Al Habsyi, dan Ketua DPP Almuzzammil Yusuf disambut hangat oleh Ketua DPP Willy Aditya.
Pertemuan dengan petinggi PKS dengan Surya Paloh berlangsung selama dua jam.
Kendati begitu, kepada media Sohibul Imam hanya memberikan pernyataan tidak spesifik dan lebih menjawab pertanyaan secara normatif dengan tiga pokok bahasan.
Kemudian, dengan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Habib Aboe Bakar Al Habsyi, rombongan PKS mengadakan pertemuan dengan Airlangga Hartarto.
Lagi-lagi pada pertemuan tersebut PKS juga tidak mengungkapkan secara detail mengenai maksud menemui ketua umum Partai Golkar itu.
Habib Aboe hanya mengatakan kunjungan menemu Airlangga hanya silahturahmi dan menjaga proses iklim demokrasi menjalang Pemilu 2024.
”PKS berkomitmen terus mengembangkan dialog dengan partai-partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi,” ujarnya.
Dia menilai PKS-Golkar juga memiliki kesamaan pandangan bahwa sistem proporsional terbuka lebih cocok buat kemajuan demokrasi di Indonesia,