JAKARTA – Meski sudah mendatangkan beras impor, stok beras nasional saat ini masih minus 1 juta ton pada Januari 2023 ini.
Hal ini disebabkan belum memasuki masa panen raya yang akan terjadi pada Februari-Maret 2023 nanti.
Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, untuk konsumsi per bulan masyarakat Indonesia menghabiskan 2,51 juta ton.
Dia mengakui sejak enam bulan terakhir persediaan mengalami defisit, sehingga mengakibatkan tingginya permintaan, tapi stok di gudang terus berkurang.
“Jadi kalau kita lihat sampai dengan Januari kita masih minus 1 juta ton, ini tidak sebanding dengan tingkat konsumsi,’’ kata Arief ketika menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI bersama Komisi IV, (31/1).
Menurutnya, kondisi stok beras yang minus ini kemungkinan besar akan kembali normal sekitar 2 atau 3 bulan ke depan dengan menunggu panen raya dan beras petani diserap oleh Bulog.
Kendati begitu, ketika para petani panen, biasanya beras petani disimpan di dalam lumbung.
“Jadi masih ada room sekitar 2-3 bulan ke depan,” sambung Arief.
Kondisi ini akan berdampak pada harga beras dipasaran yang belum bisa dipastikan bisa turun. Sebab, harga beras akan mengacu pada tingkat permintaan atau tren tahun lalu.
Dia mengungkapkan, saat ini BUMN Pangan hanya memiliki stok yang relatif kecil hanya 385.082 ton.
Arief juga membeberkan, selain beras, BUMN Pangan tidak memiliki stok untuk Kedelai, Jagung, Cabai.
‘’Ini stoknya juga kosong di BUMN Pangan, tapi untuk bawang merah, masih ada stok sekitar 1 ton,’’ cetus Arief.
Berbeda dengan keterangan BAPANAS, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, cadangan beras nasional per 27 Januari 2023 telah mencapai 622.851 Ton.
‘’Adapun rinciannya cadangan beras pemerintah (CB) 616.360 ton dan komersial 6.451 ton,’’ ujar Budi waseso.
Dia mengatakan, le depan stok beras akan semakin banyak. Hal ini seiring dengan hasi pengadaan yang didapatkan dari petani dan impor.
Sedangkan untuk realisasi impor saat ini baru mencapai 191.792 ton dari total sebanyak 500.000 ton.
Buwas—sapaan akrab Budi waseso mengungkapkan, untuk impor didatangkan untuk menambah jumlah stok nasional.