JABAREKSPRES.COM, BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya mulai menggencarkan strategi total football kepada seluruh pihak dalam mengamankan target-target yang sudah ditetapkan pemerintah pusat, salah satunya penanganan stunting.
Hal itu dilakukan pasca digaungkannya strategi total football yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor belum lama ini.
Dengan begitu, Bima Arya meminta seluruh aparatur di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terlibat dan fokus menangani kasus stunting, sesuai instruksi presiden.
“Kita tidak mungkin menjadi pemenang di tahun 2045 Indonesia Emas dan tiga besar ekonomi dunia, jika urusan stunting belum bisa dibereskan,” ungkapnya dikutip Jumat, 20 Januari 2023.
Dirinya mencontohkan, ikhtiar melalui strategi total football semua elemen bangsa Indonesia mulai dari pimpinan tertinggi di pusat, daerah sampai camat, lurah bahkan RW dan RT bergerak, sehingga Indonesia bisa menangani pandemi Covid-19.
“Jika Covid-19 saja bisa menang, masa urusan stunting kita tidak bisa menang. Kepada semua aparatur baik pusat maupun wilayah, TNI, Polri dan kejaksaan, Key Performance Indicator (KPI) bukan hanya tupoksi masing-masing di bidang keamanan dan pertahanan, tetapi juga persoalan stunting, harmoni dan stabilitas,” paparnya.
“Para kepala daerah bersama pimpinan forkopimda serta jajaran di daerah diharapkan untuk bergerak cepat dan berlari semua,” pintanya.
Bima Arya mengaku, pihaknya akan menduplikasi total 100 persen langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam menangani stunting dengan memanfaatkan IT dan aplikasi.
“Tidak hanya stunting tetapi juga untuk yang lainnya,” sebutnya.
Dia menambahkan, terkait potensi inflasi tahun 2023, Indonesia sebagai salah satu negara yang tingkat inflasinya terbaik di dunia jangan membuat semua pihak lengah.
Dirinya juga mengingatkan semua pihak di Kota Bogor untuk tetap fokus mengantisipasi resesi di tahun 2023.
Pasalnya, sambung dia, saat ini sudah 46 negara yang menjadi pasien IMF (International Monetary Fund) dan sudah banyak negara yang kelihatannya sudah siap mengibarkan bendera putih.
“Indonesia itu top, salah satu negara yang tingkat inflasinya terbaik di dunia, tapi kita harus tetap fokus mengantisipasinya. Semua kita harus melihat hal tersebut, di antara strategi yang bisa dilakukan adalah penguatan ketahanan pangan dan mendorong UMKM,” tandasnya.*(YUD)