Hadapi Tahun Baru 2023, DPP LDII Ajak Masyarakat Koreksi dan Mawas Diri

“Artinya, meski tergolong minoritas harus berani tampil beda dalam kebenaran dan tidak mudah terpengaruh,” tambahnya.

KH Aceng Karimullah menyayangkan kebiasaan menyambut malam tahun baru dengan acara-acara yang cenderung maksiat, seperti bercampurnya lelaki dan perempuan yang bukan mahram, pesta minuman keras dan narkoba. Menurutnya, hal itu tidak sejalan dengan ajaran agama Islam dan norma budaya Indonesia.

“Tahun baru sebaiknya menyikapinya biasa saja. Kalau malam itu memang jadwalnya pengajian, ya, tetap mengaji, kalau memang waktunya sepertiga malam adalah waktu yang bisa untuk doa malam, ya, manfaatkanlah malam itu untuk berdoa,” ungkapnya.

Menurutnya, banyak persoalan besar yang akan dihadapi generasi muda pada tahun-tahun mendatang seperti semakin maraknya LGBT, penyalahgunaan narkoba, serta pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan. “Peran orangtua harus selalu waspada mengawasi pergaulan anak-anaknya, untuk selalu memperkuat keimanan dan ketakwaan,” ujarnya.

“Selain itu, banyak bidang-bidang pekerjaan yang dulu dikerjakan oleh manusia sekarang diganti oleh mesin. Ini berarti tantangan bagi generasi muda untuk memiliki keahlian atau kompetensi dalam menghadapi otomatisasi atau robot sehingga para generasi muda tetap eksis,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Jabar, Dicky Harun menambahkan, LDII Jabar akan mengadakan pengajian umum pada akhir tahun yang akan diikuti seluruh pemuda-pemudi LDII se-Jabar. Pengajian ini akan diisi tausiyah oleh Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jabar, sebagai pembekalan kepada pemuda-pemudi LDII dalam menghadapi perkembangan zaman.

“Pengajian umum ini manfaatnya banyak, terutama bisa menambah ketakwaan. Selain itu bisa mendapatkan arahan dan petunjuk yang bisa dijadikan pedoman oleh mereka,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan