Jabareskpres – Keberadaan paham radikalisme di Indonesia sampai saat ini terus berkembang ke berbagai organisasi masyarakat dengan memberikan pemahaman yang tidak sesuai dengan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.
Hal ini dikatakan Agen Intelijen Madya Badan Intelejen Daerah (Binda) Jawa Barat (Jabar) Deputi 2, Iwan Nuryan.
Menurutnya, pemahaman ini terus menyelinap keberbagai aspek kehidupan masyarakat. Untuk itu paham ini harus dicegah dengan cara terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
‘’Sosialisasi akan terus dilakukan pemerintah hingga ke tingkat desa,’’ kata Iwan kepada Jabarekspres, (26/12).
Dia menilai, paham ini terus tumbuh karena dipicu berbagai situasi seperti keadaan atau situasi ekonomi atau politik yang tidak menentu.
Dengan begitu, akan timbul rasa kebencian dan ketidakadilan sehingga membuat prustasi. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan untudk mempengaruhi masyarakat untuk melakukan upaya perlawanan kepada pemerintah.
Pemahaman radikalisme biasanya dibungkus dengan latar belakang agama. Cara ini terbukti sangat ampuh untuk menyebarkan pemahaman yang salah.
Keberadaan kemajuan teknologi juga mempermudah penyebaran pemahaman radikalisme ini. Sebab, dengan melalui informasi teknologi penyebaran paham radikalisme dapat dengan mudah mempengaruhi masyarakat secara luas.
‘’Jadi untuk menangkal paham radikalisme itu harus dilandasi dengan edukasi dan sosialisasi yang menyeluruh,’’ kata Iwan.
Pengetahuan bahayanya paham radikalisme perlu diketahui oleh setiap kalangan masyarakat, agar jaringan setiap kelompok tak mudah meluas.
Untuk itu, upaya sosialisasi ini harus terus digaungkan. Kemudian, paham ini itu tidak hanya atas agama Islam saja, tapi berbagai agama lain juga memiliki paham berbahaya itu.
Sementara itu pada kesempatan tersebut hadir juga Mantan Camat Cileunyi yang pernah terlibat dalam Komendemen Wilayah (KW) 9 versi Negara Islam Indonesia (NII) Dede Suryana.
Dede mengatakan, semenjak kembali bergabung ke pangkuan Ibu Pertiwi, Paham Radikalisme pada awalnya tumbuh dari sikap fanatisme yang sangat berlebihan dan memandang yang lain adalah salah.
Sikap ini sudah seharusnya dihindari. Sebab, tidak sesuai dengan Pancasila yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam.
“Mudah-mudahan sosialisasi ini jadi bekal para peserta dalam mencegah paham radikalisme, terorisme dan menyebarkan pengetahuan ke keluarga dan warga di daerah masing-masing,” ucap Dede.