JABAR EKSPRES- Ada saatnya dalam hidup kamu hanya ingin sendiri, bersama angin, menceritakan seluruh rahasia lalu meneteskan air mata.
_soekarno
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Manusia itu tidak selalu harus berada dalam keramaian orang, ada saatnya harus sendiri memahami diri yang selalu disebut orang.
Dalam agama kita sangat dianjurkan untuk terus bermuhasabah, bertafakur, dan mengevaluasi diri, agar kembali pada kesucian diri.
Untuk itu, biasanya kita tidak bisa melakukanya dalam keadaan yang ramai, sejenak kita perlu beranjak untuk menjauhi keramaian itu.
Jika kamu terus terusan berada dalam keramaian dirimu tidak akan objektif, dan susah membedakan mana yang baik dan buruk.bMaka luangkanlah waktu mu sejenak untuk menyendiri.
Menyendiri memang menyendiri, namun dalam artian bukan tidak bersosialisasi kepada manusia, bersosialisasi itu penting dan menyendiri juga penting.
Maka keduanya memiliki waktu masing-masing. Pintarlah dalam menempatkan diri dalam berbagai keadaan. Jika keadaan menyuruhmu untuk menyendiri, maka sendirilah ! Namun jika keadaan menyuruhmu untuk bersosialisasi maka bersosialisasilah !
Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah, dalam waktu tertentu Rasulullah berdiam diri digua hira, menyendiri untuk bertafakur diri, dan berkomunikasi hanya dengan sang illahi rabbi.
Bahkan diceritakan dalam sirah nabawiyah, bahwasanya nabi muhammad saw. Tidak suka mengikuti kebiasaan keramian orang, jika orang-orang pada saat itu berkumpul dan melakukan hal yang kurang bermamfa’at, Rasulullah lebih memilih untuk sendiri.
Bercermin pada Rasulullah, sebaiknya pula kita tidak terlalu banyak bergabung dalam keramaian orang yang melakukan hal-hal yang kurang bermamfa’at, jika ada yang seperti itu, Rasulullah mengajarkan kita untuk tidak ikut-ikutan dan menganjurkan kita untuk menghindari dan lebih baik sendiri.
nikmati kesendirian, rasakan, tenangnya saat kamu sendiri, damainya saat kamu sendiri, dan dapatkan pelajaran diri saat kamu sendiri.