”Data meninggal itu sudah berdasarkan by name by address dengan surat kematian dari pemerintah desa,” ungkapnya.
Herman menjelaskan, perbedaan jumlah data tersebut terjadi karena banyak warga yang memilih memakamkan langsung kelurganya setelah ditemukan dalam keadaan meninggal.
”Jadi ada laporan yang masuk, informasinya banyak yang korban meninggal belum terdata,” ucapnya.
Setelah ditelusuri, lanjutnya, ternyata warga yang memang sejak awal sengaja tidak melapor. Sementara data yang masuk adalah data korban yang dibawa ke rumah sakit dan puskesmas.
”Makanya saya minta desa untuk mendata ulang, didapati jika total yang meninggal akibat bencana ternyata 600 orang,” sebutnya. (bbs/ziz)