Durian Tarmidji

Saya menyesal tidak ajak beliau ke kantor gubernur. Padahal pagi itu saya bertemu Gubernur Kalbar H. Sutarmidji. Tentu beliau senang kalau bisa ke kantor lamanya. Pak gubernur pun tidak akan keberatan.

Gubernur Sutamadji ini orang kampus. Ternyata ada orang kampus yang bisa jadi kepala daerah berprestasi. Sutarmidji begitu lama jadi dosen ilmu hukum di Universitas Tanjungpura. Lalu menjadi calon wali kota Pontianak. Terpilih. Sampai dua kali. Lihatlah perkembangan kota itu 10 tahun terakhir. Berubah total. Terutama di sepanjang tepian sungai Kapuas. Juga di sepanjang Ahmad Yani yang panjangnya 18 Km.

Memang baru di pusat kota yang pinggiran sungainya dibenahi. Tapi perubahan itu bisa merangsang wali kota berikutnya untuk menambahnya.

Pun Jalan A Yani. Trotoarnya begitu lebar, untuk ukuran Pontianak yang dulu tidak punya trotoar. Penghijauannya juga berhasil. Tamannya indah.

Kini Sutamadji menjabat gubernur. Tentu ia tidak akan rela kalau hasil pembenahan kotanya itu tidak dilanjutkan. Ia sendiri menambah kecantikan jalan terpanjang itu dengan membenahi pagar kantor gubernur.

Pertama, agar pagar di situ sinkron dengan taman sepanjang jalan utama itu. Kedua, agar pagar tidak dijadikan alat politik.

“Warna pagar itu saya buat warna kayu,” ujar Sutamadji. “Dengan demikian tidak akan ada lagi yang berani mengubah menjadi warna lain,” tambahnya.

Kini, warna pagar dan jembatan, memang bisa silih berganti tergantung dari partai apa kepala daerahnya.

Pagar kantor gubernur itu juga sudah memuaskan semua golongan. Dibuat tiga motif: ada motif Melayu, Dayak, dan Tionghoa –tiga suku terbesar di Kalbar.

Demikian juga pagar rumah dinas gubernur yang luas dan besar itu. Pagarnya juga sudah dibuat tiga motif. Pun warnanya sudah dibuat warna kayu alami. Siapa pun gubernurnya kelak, masak sih, mau mengubah warnanya.

Halaman rumah gubernur ini juga ditinggikan. Agar tamannya lebih menonjol. Juga agar tidak tergenang di masa air sungai Kapuas pasang-besar. “Saya tidak tinggal di rumah dinas itu,” ujar Sutamadji. Ia tinggal di rumahnya sendiri.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan