Selain itu, ada juga beberapa peristiwa lainya seperti rumah ibadah dan sebagainya. Namun satu persatu, kata Bima Arya, permasalahan tersebut diselesaikan agar tidak menjadi warisan masalah di kepemimpinan berikutnya.
”Di Bogor PR (Pekerjaan Rumah) kita banyak, kita cicil satu persatu, Alhamdulillah bisa selesai. Isu Gereja Yasmin yang mendunia bisa kita selesaikan, tapi memang masih ada persoalan lain, persoalan rumah ibadah, ini harus juga dituntaskan karena jika tidak akan menjadi tabungan persoalan ke depan,” bebernya.
Wali Kota Bogor dua periode itu menilai, mengenai HAM adalah tentang bagaimana menuntaskan agenda krusial mengenai masalah kepercayaan.
Selanjutnya adalah agenda reformasi hukum sehingga HAM betul-betul sesuatu yang bisa disepakati dan dikerjakan bersama.
Berkaca dari persoalan yang ada dengan berbagai cara penyelesaiannya, lanjutnya, HAM memiliki bentuk yang unik dan menarik dan penting karena memiliki definisi, serta persepsi yang beragam.
”Sebetulnya HAM ini adalah satu proses panjang, pergulatan manusia dari dulu sampai sekarang untuk mencari yang terbaik, berdialektika. Dan dari dulu kita berbeda pendapat banyak,” sebutnya.
Dirinya menambahkan, dalam mencari nilai terbaik tersebut, pihaknya memiliki bukti sejarah panjang dan memiliki nilai-nilai terbaik yang menghargai kebersamaan dalam keberagaman.
”Ada rumah ibadah berdampingan di pusat kota, ada sejarah praktek menghormati dari masa ke masa, ada Prabu Siliwangi yang dikenal sebagai pemimpin yang menghormati seluruh warga semua rakyatnya tanpa terkecuali untuk memenuhi hak haknya,” urainya. (yud)