Maka dari itu, kita sebagai muslim yang menjadikan Rasulullah sebagai panutan, hendaklah memiliki perangai yang baik dan bisa menyenangkan hati bagi orang-orang disekitar kita, agar pemilik dan penghuni alam mencintai kita tanpa segan. Jangan sampai perangai yang kita miliki malah membuat orang lain merasa kesal dan marah. Dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun, harus berperangai yang baik seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.
Setelah Nabi Muhammad berusia kurang lebih 12 tahun, beliau ikut berasama pamanya berniaga kenegri Syam. Dan itu terjadi pada tahun 583 M. Awalnya Abu Tholib tidak akan membawa Rasulullah, namun karena Rasulullah sendiri yang meminta, maka diajaklah oleh Abu Tholib walau dalam pikirannya ketika itu belum sepatutunya anak seusia Rasulullah berpergian jauh melalui padang pasir yang disertai terik matahari.
Itu artinya, kita bisa mengambil makna bahwa Rasulullah adalah seseorang yang kuat, bukan tipe pengeluh. Dan itu menjadi hal yang tak kalah penting harus kita ikuti. Semoga kita semua bisa merealisasikan kehidupan Rasulullah dan kehidupan sehari-hari, dan semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat, khususnya diri saya sendiri, umumnya bagi pembaca. Aplikasikan selalu sifat dan keteladanan Rasulullah, maka dari itu, marilah kita belajar bersama-sama dalam mengarungi perjalanan nabi untuk menuju sang illahi rabbi.