JABAR EKSPRES- Nabi Muhammad dikembalikan oleh Halimah pada Aminah saat Nabi Muhammad berusia empat tahun. Namun adapula riwayat lain yang mengatakan lima tahun. Setelah Nabi Muhammad berusia enam tahun, ibunya mengajak Rasulullah hendak pergi ke Madinah, ditemani dengan Ummu Aiman untuk berziarah, dan bersilaturahim kepada keluarga yang berada disana. Setelah satu bulan lamanya tinggal di Madinah, Rasulullah, ibunya, serta Ummu Aiman budak perempuan sepeninggalan ayahnya pulang kembali ke Kota Mekkah. Ketika ditengah perjalanan, tepatnya di Desa Abwa yang terletak diantara Mekah dan Madinah, Siti Aminah Ibunda Rasulullah jatuh sakit.
Dikarenakan jatuh sakit, mereka tidak melanjutkan perjalanannya, setelah beberapa hari Siti Aminah ibunda Rasulullah wafat, dan dikuburkan ditempat itu juga. Setelah itu Nabi Muhammad pulang ke Mekah bersama Ummu Aiman. Bertambahlah kesedihan Nabi Muhammad saat harus menyaksikan ibunya meninggal dunia. Tinggalah sebatang kara, anak kecil yang tidak memiliki ibu dan ayah. Setelah itu Rasulullah tinggal bersama kakeknya, Abdul Muthalib. Seiring berjalannya waktu, Rasulullah sudah berusia delapan tahun, dan saat itu pula Abdul Muthalib kakek yang sangat mencintai Rasulullah wafat meninggalkan alam semesta.
Bertambah lagi kesedihan dan keresahan Nabi Muhammad saat harus mengalami kematian orang-orang yang sangat dicintainya dalam waktu yang berdekatan. Maka jangan berkecil hati saat takdir mengharuskan kehilangan, Rasulullah sang panutan kehidupanpun seantiasa bersabar dan tidak pernah menjadikan semua itu menjadi alasan dalam meraih kemenangan. Ikuti langkah Rasulullah dalam segala hal, jangan menyalahkan keadaan, walau seburuk apapun keadaannya.
Sepanjang riwayat, sebelum kakeknya Rasulullah, Abdul Mutholib wafat, beliau memberi pesan dengan tegas kepada salah seorang anak nya yang bernama Abdul Manaf yang bergelar Abu Tholib. Beliau menyuruh agar Abu Tholib yang memelihara Rasulullah setelahnya.
Walaupun Abu Tholib bukan merupakan anak yang tertua dan terkaya, tetapi Abdul Mutholib sangat mempercayai bahwa Abu Tholib adalah anak yang paling bisa menjaga Rasulullah dengan baik. Karena abu tholib sendiri adalah salah satu orang yang dihormati oleh bangsa qurais karena putra Abdul Mutholib yang satu ini berbudi luhur serta memiliki perangai yang mulia. Oleh sebab itu, seperti dugaan Abdul Muthalib bahwa Abu Tholib mengasihi Rasulullah dengan sungguh-sungguh dan menyayangi sebagaimana ia menyayangi anak-anak nya sendiri. Gambarannya, semua orang menyayangi Rasulullah dengan sangat, mulai dari ibu susunya hingga pamanya, karena perangai Rasulullah yang baik dan menyenangkan hati.