Setelah 129 Tahun Menghilang, Katak Pelangi Kini Muncul Kembali

JABAR EKSPRES – Setelah kurang lebih 129 tahun Katak Pelangi tidak ditemukan, kini muncul kembali di wilayah Indonesia pada 17 Agustus 2022.

Pada tahun 1893 seorang ahli botani asal Jerman bernama Johann Gottfried Hallier menemukan Katak Pelangi (Ansonia Latidisca) atau Sambas stream Toad di bagian hulu Sungai Sambas, di puncak Gunung Damus, yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Sejak saat itu, katak pelangi yang berukuran mini dan kharismatik ini tidak pernah ditemukan lagi di bagian wilayah Indonesia.

Meski demikian, pada tahun 2011 ada beberapa temuan dari sekelompok peneliti herpetologi yang menemukan katak pelangi di wilayah pegunungan Penrissen, Sarawak Malaysia.

Kemudian pada tahun ini, katak pelangi ditemukan lagi setelah 129 tahun tidak terlihat di wilayah Indonesia.

Tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 pada 17 Agustus 2022 lalu, Botanist Indonesia bernama Randi Agusti menemukan Katak Pelangi tersebut.

“Sambas stream Toad lebih dari 100 tahun telah dinyatakan hilang. Bayangkan, dari 1893 pertama kali ditemukan di bagian hulu Sungai Sambas, di Gunung Damus, Bengkayang. Kemudian terakhir diinformasikan 1920 an. Setelahnya,  sampai sekarang belum pernah ada laporan atau temuan lagi, di tempat aslinya katak pertama ditemukan, kawasan hutan hujan Indonesia, di Kalimantan Barat,“ kata Randi, sebagaimana Jabarekspres.com mengutip dari ANTARA.

Berikut ini ciri-ciri katak Pelangi yang kembali setelah 129 tahun di wilayah Indonesia.

Ciri Fisik
  • Berukuran kecil dan memiliki panjang sekitar 30-50 mm.
  • Tubuh berbintik-bintik dan tidak rata.
  • Berwarna hijau terang, ungu, dan merah.
  • Ujung jari melebar dan berbentuk segitiga.
  • Berkaki kurus dan panjang.
  • Ujung jari kaki kecil membulat.

Katak Pelangi ini termasuk spesies langka yang biasanya aktif pada malam hari, berlokasi di wilayah endemik Kalimantan dan tinggal di hutan hujan tropis, tanah berlumpur dan sungai.

Terdapat beberapa ancaman pada katak Pelangi yang termasuk spesies langka ini, di antaranya:

  • Berkurangnya Kawasan hutan
  • Polusi
  • Kolektor fauna langka.

Untuk melindungi spesies langka ini, perlu adanya studi-studi lanjutan, seperti memantau dan mencatat populasinya, melakukan observasi lebih luas untuk mengetahui distribusinya, serta tetap menjaga kelestarian habitatnya dan meningkatkan upaya perlindungan Kawasan dari ancaman-ancaman.*

Tinggalkan Balasan