Masing-masing nilai tidak berdiri dan berkembang sendiri-sendiri, melainkan saling berinteraksi satu sama lain, berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.
Dalam konteks demikian maka pembelajaran berdiferensiasi dapat diintegrasikan dengan beberapa metode Pendidikan karakter yang mencakup metode mengajarkan, keteladanan, diskusi, bercerita pembelajaran kooperatif dan metode simulasi. Integrasi demikian menjadi peluang bagi guru untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalitasnya.
Ketika pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada murid (person) maka pada saat itu optimalisasi pengembangan karakter terjadi. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang keberagaman siswa sebagai sosok pribadi yang memiliki karakteristik yang berbeda pula.
Pembelajaran berdiferensiasi menegaskan bahwa pengalaman belajar paling efektif, yakni pada saat proses pembelajaran berhasil melibatkan semua murid dalam proses yang berlangsung secara efektif, dan menarik bagi mereka.
Selanjutnya, pembelajaran berdiferensiasi memberi kesadaran bagi murid tentang keragaman pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang mereka miliki. Dengan titik berat pada kegiatan belajar mengajar yang mengedepankan partisipasi aktif semua murid. Dalam kondisi demikian, guru dituntut memiliki pengetahuan dan beragam keterampilan yang mampu melayani beragam karakter siswa yang membuat suasana menjadi aktif, efektif, dan menyenangkan.
Dalam ekosistem pendidikan yang demikian diyakini bahwa komponen karakter yang meliputi disiplin, saling menghargai, kolaborasi akan tumbuh dengan sendirinya.
Selanjutnya esensi pembelajaran berdiferensiasi adalah integrasi dari Pembelajaran Kelas, Kelompok dan Individual. Kondisi demikian merupakan potensi kreatif dari aspek dorongan (press). Aktivitas belajar yang selalu diawali dengan persiapan kelas, mengulas pembelajaran yang sudah dipelajari, saling berbagi informasi, saling mengeksplorasi individual maupun kelompok merupakan pendorong proses kreatif yang kemudian memproduksi ide dan gagasan kreatif setiap murid. Proses kemunculan ide dan gagasan demikian dengan sendirinya telah memuat beragam karakter yang ada pada diri siswa itu sendiri.
Pembelajaran berdiferensiasi bersifat dinamis dan memposisikan kedudukan guru dan murid sebagai ‘pembelajar’ mendorong terjadinya kolaborasi yang berkelanjutan antar guru dengan murid. Hal ini sangat menunjang tumbuhnya karakter tanggung jawab, jujur, toleransi, disiplin, kerja sama, komunikatif dan saling menghargai.