“Maka kami minta maaf karena gak semua daerah (bisa mendapatkan fasilitas Huntara Jannati). Kita saat ini bangun dua kawasan, di sini Cugenang dan di Ponpes An-Nahl. Untuk di Ponpes An-Nahl itu unlimited karena ada lahan 5 hektare yang akan dipakai, nanti nampak Huntara akan tumbuh di sana,” katanya.
Dalam pengelolaan Huntara Jannati, pihaknya memiliki sejumlah divisi yang memiliki tanggung jawab masing-masing, mulai divisi aset dan logistik untuk memastikan bantuan Huntara Jannati bermanfaat dalam jangka panjang hingga divisi pendataan yang bertanggung jawab terhadap verifikasi penghuni hingga mereka dinilai layak meninggalkan Huntara Jannati.
Divisi lainnya adalah ketakmiran dan kemasjidan yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan keimanan bagi para pengungsi.
Sehingga, saat meninggalkan Huntara Jannati, mereka mampu mengaplikasikan ilmu agama yang telah diperolehnya selama tinggal di Huntara Jannati.
“Jadi, dalam syariat, wakaf itu bukan hanya masjid. Sesuatu yang dipakai jangka panjang dan tidak habis itu wakaf, makanya nyebutnya wakaf Huntara karena bisa dipakai terus,” terangnya.
“Makanya saya berharap, kalau Pertamina (membantu) 1 (Huntara), PLN 1, hanya Rp80 juta. Satu pengusaha bisa 1 Huntara, Rp80 juta itu 1 tas mewah. 1 Huntara cuma Rp80 juta dan bermanfaat bagi 80 juta jiwa. Berarti berwakaf Rp1 juta untuk seorang untuk hidup satu tahun, tapi retail Rp1 juta ini kan lama, kita perlu cepat, makanya kerjanya corporate dan person to person,” lanjutnya.
Tak sampai di sana, tambah Rendy, Huntara Jannati ke depan akan dijadikan pilot project oleh organisasi kemanusiaan yang juga didirikan oleh Dewa Eka Prayoga yang dikenal sebagai pebisnis ulung dengan julukan Dewa Selling itu.
Sehingga, ketika terjadi gempa atau bencana, pihaknya sudah memiliki gambaran hunian yang tepat untuk dibangun.
“Mudah-mudahan Huntara ini bisa jadi template DeEP-F. Karena kalau mau dipakai sementara gampang dibongkar kembali, tahan angin, air, kedap suara serta lebih sehat dan sanitasi untuk pengungsi,” tandasnya.
Sementara itu, perwakilan Muhsinin Club, Muhammad Catur Gunandi mengatakan, pihaknya senang bisa berkolaborasi dengan DeEP-F dalam membantu korban gempa Cianjur. Terlebih, pihaknya memang memilih program bantuan jangka panjang dan tidak hanya hit and run.