BANDUNG — Dalam sesi seminar Internasional yang dilaksanakan oleh ISBI Bandung, pada 10 November 2022 di gedung Sunan Ambu. Beberapa mahasiswa pascasarjana ISBI Bandung mempresentasikan makalah mereka mengenai budaya-budaya dan kesenian yang ada di masyarakat. Salah satu penjelasannya adalah mengenai komedi dalam teater.
Komedi ternyata menjadi salah satu tema pembahanasan yang cukup menarik untuk diulas.
“Kita bisa menemukan komedi di mana-mana.” Ujar Januar Eko selaku mahasiswa pascasarjana dalam mempresentasikan makalah miliknya.
Seperti yang kita tahu, kebanyakan dari masyarakat mengetahui bahwa komedi adalah salah satu media penghibur yang mudah dijumpai di mana saja. Di televisi, di radio, di buku-buku komedi itu sendiri, dan pentas seni seperti teater.
Namun, beberapa dari masyarakat lebih sering menjumpai komedi di media televisi. Padahal, jika kita sadari, komedi sendiri bisa kita temui di kehidupan kita sehari-hari. Seperti, membuat jokes atau bahasa lainnya adalah ‘candaan’ bersama teman, keluarga, atau pasangan.
“Teater tradisional kita, cenderung komedi. Bahkan, identitasnya adalah komedi. Hahahaha.” Ujar Januar Eko sembari melempar tawa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa seni teater tradisional lebih banyak dinanti di bagian-bagian komedinya saja. Seperti seni teater ubrug, dimana ubrug sendiri sudah tidak asing lagi dalam dunia seni teater komedi.
“Orang-orang taunya komedi cuma ‘haha hihi’ aja. Padahal, selain untuk ‘haha hihi’ komedi juga punya tujuan lain.” Seru Januar Eko saat sesi tanya jawab mengenai apa itu sebenarnya komedi. Selain sebagai media ‘hiburan’ komedi pun tak ubahnya media lain dalam mengekspresikan sesuatu.
“Kalau kalian memperhatikan Pak Haji Bolot. Beliau ini kan tuli. Tapi, cuma bisa mendengar suara perempuan dan pembahasan seputar uang saja. Kalau untuk yang lain-lain dia tidak denger.” Kata Januar Eko kepada audience.
“Pak Haji Bolot memakai pakaian dinas juga, kan? Kalau kalian tahu, itu komedi sekaligus ‘sentilan’ atau keritik terhadap pemerintah.” Ujar Januar Eko melanjutkan.
Jadi, komedi sendiri bukan hanya dikenal sebagai hiburan saja. Tetapi, sebagai bentuk atau media untuk mengkeritik, sarkasme, sindiran atau sentilan.