”Harapannya mereka (guru dan siswa) bisa menjadi agen untuk menyosialisaikan pengetahuan kebencanaan yang didapat dalam kegiatan ini,” jelasnya.
Menurutnya, pengetahuan tentang kebencanaan penting ditularkan ke lingkungan sekitar. Sebab, pencegahan dan kesiapsiagaan sama pentingnya dengan tanggap bencana.
”Rehabilitasi dan rekontruksi untuk materi yang disampaikan secara garis besar sama namun ada yang disesuaikan dengan protab,” ujarnya.
Dia menyebutkan, pelaksanaan kegiatan dilakukan selama empat hari atau dari 8 hingga 11 November 2022. Untuk hari pertama hingga ketiga, kegiatan berupa workshop persiapan penerapan SMAB stakeholders pendidikan dan kebencanaan.
”Di hari keempat pelaksanaan gladi lapang/ simulasi dan evaluasi dengan menghadirkan narasumber dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan Yayasan Indonesia Badhra Utama (Ibu) Bandung,” pungkasnya.
Kegiatan yang digelar BPBD Kota Cimahi tersebut diikuti sekitar 550 peserta yang terdiri dari warga satuan pendidikan SMP Negeri 1 Kota Cimahi, unsur Kelurahan karangmekar, Puskesmas Cimahi Tengah Kota Cimahi, FPRB Kota Cimahi, dan warga masyarakat kelurahan Karang Mekar Kota Cimahi. (ziz)