JabarEkspres.com – Isu LGBTQ di Piala Dunia Qatar 2022 tengah menjadi pembicaraan panas menjelang perhelatan sepak bola empat tahunan sekali itu.
Komunitas LGBTQ di seluruh dunia terus mendesak dan menutut otoritas Qatar untuk bisa menjamin hak-hak kaum LGBTQ di Piala Dunia Qatar 2022.
Pasalnya, Qatar dianggap sebagai negara yang tidak “ramah” terhadap orang-orang LGBTQ.
Human Rights Watch menyoroti dan menemukan bahwa Qatar merupakan negara yang diskriminatif dan represif terhadap orang LGBTQ, dikutip dari laman Human Rights Watch.
(Baca Juga: Simpatisan LGBTQ+, Kapten Timnas Inggris Bakal Kenakan Ban Lengan Pelangi di Piala Dunia Qatar 2022)
Belum lama ini beredar kabar bahwa seorang pria gay yang hidup di Qatar mengaku pernah mengalami perlakuan kriminal.
Melansir The Mirror, pria gay tersebut mengaku diburu oleh aparat setempat.
Tidak sampai di situ, polisi itu kemudian memperkosa pria gay tersebut beramai-ramai di hotel.
Pria gay tersebut merupakan warga Filipina yang bermukim di Qatar. Adapun namanya diketahui sebagai Ali.
(Baca Juga: LGBTQ di Piala Dunia Qatar 2022, Piala Dunia Paling Kontrovesial Pernah Ada)
Ali saat itu hendak melakukan kencan dengan pria gay lain yang merupakan warga Turki.
Di saat itulah Ali mendapati polisi-polisi setempat melakukan penghadangan dan penyerangan brutal.
“Saya benar-benar ingin melompat (keluar) jendela tetapi saya tidak bisa. Terlalu tinggi dan saya sudah terpojok di dalam ruangan. Mereka menangkap saya dan melemparkan saya ke tempat tidur. Mereka mulai memperkosa saya,” katanya, dikutip dari The Mirror, Minggu, 6 November 2022.
Agaknya gambaran-gambaran negatif seperti hal di atas menjadi alasan utama atas kritik yang terus bermunculan dari komunitas LGBTQ internasional terhadap otoritas Qatar.
Meski demikian, pemerintah Qatar sendiri sedari awal sudah memberikan respons bahwa siapa pun boleh datang ke Qatar.
“Penggemar akan bebas untuk mengekspresikan diri mereka selama Piala Dunia” tetapi akan diminta untuk “menghormati nilai-nilai dan budaya lokal,” kata seorang pejabat dari Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar, dikutip dari NBC News, Jumat, 28 Oktober 2022.***