JabarEkspres.com, BANDUNG BARAT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat menyebut telah melakukan mitigasi bencana di wilayahnya baik secara struktural dan nonstruktural.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian ESDM mengatakan Kabupaten Bandung rawan bencana gempa bumi menengah berdasarkan hasil pemetaan.
Karena hal tersebut, PVMBG merekomendasikan pemerintah daerah Bandung Barat untuk meningkatkan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.
Kasi Cegah Siaga BPBD KBB Saiful Uyun menjelaskan bahwa pihaknya dari tahun 2011 sudah mitigasi nonstruktural dan struktural.
“Sejak gempa tahun 2011, dengan guncangan 3,3 SR di Kampung Muril, Tugumukti, Cisarua, kami sudah melakukan mitigasi nonstruktural dan struktural,” kata Saiful saat dihubungi pada Rabu, 26 Oktober 2022.
Mitigasi bencana non-struktural tersebut dengan membentuk tim reaksi cepat penanggulangan bencana, pembentukan desa tangguh bencana, dan membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
“Kami membentuk FPRB KBB, kemudian melakukan menyusuri sasar, dan melakukan pembentukan relawan desa,” jelas Saiful.
Sedangkan untuk mitigasi struktural pihaknya menyebutkan telah memasang papan informasi, jalur evakuasi, serta pemasangan alat.
Saiful menjelaskan berdasarkan data di BPBD Kabupaten Bandung Barat telah membentuk Desa Siaga Bencana di 21 Desa.
“Dari semenjak 2015-2021 kami telah membentuk Desa siaga bencana, dengan tingkat predikat ketangguhan yang berbeda-beda,” sebutnya.
Ia juga menjelaskan, setiap desa siaga di Bandung Barat telah dipasang alat EWS (Early Warning System).
“Semua desa siaga telah kami pasang alat EWS, untuk memantau dan mendeteksi dan memberikan peringatan bahaya bencana,” tutupnya.***