Jabarekspres.com – Masyarakat Indonesia saat ini perlu untuk waspada karena Subvarian Covid Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia.
Varian Covid XBB ini sebelumnya melesat tajam di Singapura seiring dengan peningkatan perawatan di rumah sakit.
Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril mengungkap peningkatan kasus Covid XBB ini berlangsung cepat.
“Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” ujarnya dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Diketahui pula, sebanyak 24 negara melaporkan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama di Indonesia terdeteksi pada transmisi lokal, yakni seorang perempuan berusia 29 tahun.
Perempuan tersebut dikabarkan baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Adapun beberapa gejala yang terdeteksi dari Omicron varian ini dijelaskan oleh dr. Syahril.
“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober,” jelasnya.
Menyusul dengan temuan ini, pihak Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan lakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat.
Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB.
Selaku Jubir, Syahril juga mengatakan meski varian ini cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
Namun tetap, negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19 sebab berbagai mutase varian baru masih berpotensi terjadi.
Bahkan dalam 7 ahri terakhir pun dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.
Maka dari itu, Syahril meminta masyarakat untuk tetap waspada dan mengedepankan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, hindari kerumunan dan cuci tangan.
Tak lupa juga untuk lakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala Covid-19 serta segera lakukan vaksinasi untuk meningkatkan proteksi diri dari Covid-19.
“Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19,” terang Jubir Syahril.