JABAR EKSPRES – Covid XBB adalah varian Omicron baru yang menyebar dengan cepat saat ini. Covid XBB mempunyai beberapa gejala yang bisa kita kenali.
Covid XBB dianggap memiliki kemampuan terbaik untuk menghindari perlindungan antibodi dan vaksin dibandingkan yang sebelumnya.
Varian Covid XBB Omicron itu adalah BQ.1.1, BQ.1, BQ.1.3, BA.2.3.20, dan XBB. Gejala Covid XBB salah satunya adalah demam dan hilang rasa bau.
Studi di China mengatakan, varian baru Omicron, khususnya Covid XBB adalah varian yang paling menghindari antibodi yang diuji, jauh melebihi BA.5 dan mendekati tingkat SARS-CoV-1.
SARS-CoV-1 adalah jenis virus corona yang menyebabkan SARS, virus pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit parah.
Artinya, orang yang telah menerima vaksin dan penyintas Covid-19 tetap rentan terinfeksi Covid XBB.
Gejala Covid XBB
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala Covid XBB di antaranya:
– Batuk
– Demam atau kedinginan
– Sesak napas atau kesulitan bernapas
– Kelelahan
– Nyeri otot atau tubuh
– Sakit kepala
– Hilangnya rasa atau bau baru
– Sakit tenggorokan
– Hidung tersumbat atau pilek
– Mual atau muntah
– Diare.
Dikabarkan sebelumnya, subvarian Covid XBB teridentifikasi pada seorang perempuan 29 tahun asal Surabaya, Jawa Timur yang baru saja pulang dari Lombok, Nusa Tenggara Timur. Kasus pertama subvarian XBB di Indonesia tersebut merupakan hasil transmisi lokal.
Profesor dan kepala spesialis penyakit menular di Universitas di Buffalo di New York, Thomas Russo menyebutkan varian Omicron yang saat ini sedang menyebar.
“XBB adalah versi hibrida dari dua jenis BA.2 bentuk Omicron,” jelas Dr. Amesh A. Adalja, Sarjana Senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.
Covid XBB saat ini menyebar dengan cepat di Singapura, namun tidak lebih berbahaya dari varian sebelumnya.
Dikutip dari Prevention, varian Covid XBB pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022 di India.
Covid XBB telah terdeteksi di lebih dari 17 negara sejak saat itu, termasuk Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan AS, menurut Kementerian Kesehatan Singapura.
Vaksin dan Antibodi
Obat antibodi seperti Evusheld dan bebtelovimab mungkin juga tidak terlalu efektif melawan XBB, kata studi itu.