Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Pangan Lokal sebagai Ingredien Fungsional

Kompleksitas teknologi untuk memproduksi ingredien dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan generasi, yang bisa memberikan nilai tambah yang semakin tinggi terhadap ingredien yang dihasilkan.

Feri menilai, industri pangan di Indonesia masih didominasi oleh industri pengolahan pangan.

Sedangkan industri ingredien masih sedikit jumlahnya. Hal ini menyebabkan industri

pangan di Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan ingrediennya.

Dia menyampaikan ada sejumlah strategi yang dapat ditempuh untuk mendorong pertumbuhan industri ingredien fungsional di Indonesia.

“Pertama memfokuskan pada pemanfaatan dan pengembangan sumber pangan lokal yang tersedia banyak atau yang memiliki prospek untuk dibudidayakan secara luas sebagai bahan baku industri, seperti cassava, ubi jalar, sagu, sorgum, jagung, kelapa sawit, kelapa, ikan laut, rumput laut, porang dan sebagainya,” paparnya.

Selanjutnya, memperkuat riset dasar, teknologi proses dan terapan pada berbagai tingkatan teknologi, mulai dari riset pada skala laboratorium, hingga skala yang diperbesar agar inovasi yang dihasilkan dapat siap untuk diadopsi pada skala komersial.

Ketiga, penguatan kurikulum pendidikan ilmu dan teknologi pangan dengan muatan teknologi ingredien.

Kemudian, memperkuat sumber daya manusia melalui pendidikan multidisiplin pada jenjang pascasarjana yang mampu melakukan riset dengan menerapkan ilmu teknologi pengembangan mesin pengolahan untuk memproduksi ingredien dan kajian kelayakan bisnis.

“Terakhir, dukungan kebijakan pemerintah yang kuat dalam pengembangan industri ingredien fungsional, baik kepada inovator maupun pelaku usaha,” bebernya.

Dirinya menekankan, pengembangan industri ingredien fungsional yang bernilai tambah tinggi dan berdaya saing harus digaungkan.

Keberadaan industri ingredien di Indonesia dengan memanfaatkan sumber pangan lokal akan menurunkan ketergantungan industri pangan di Indonesia terhadap produk impor, disamping juga meningkatkan nilai tambah tinggi.

“Hal ini sejalan dengan harapan yang disampaikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Kongres Halal Internasional pada tahun 2022, yaitu mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Produsen Halal Dunia,” tandasnya.*** (YUD)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan