Sedangkan mengenai perbaikan saluran air dan drainase, Bima Arya meminta agar Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Bogor membuat satu desain drainase dan saluran air yang aman tapi juga bisa menampung air dalam kondisi cuaca ekstrem.
“Evaluasi desain drainase, design saluran air, jangan jangan air nambah luas drainasenya hanya segitu. Desain itu harus bisa mengantisipasi cuaca ekstrem,” dorongnya.
Politisi PAN itu juga menyinggung mengenai program prioritas dan janji kampanye yang sudah dituntaskan dan belum dituntaskan untuk didata kembali.
Sebagai upaya antisipatif penanganan kebencanaan, dia mendorong seluruh jajaranya terlibat untuk melakukan mitigasi bencana dengan sosialisasi, edukasi dan bebersih lingkungan.
Tak hanya itu, Bima Arya juga meminta agar ada identifikasi wilayah rawan bencana berdasarkan beberapa rumah warga yang berada di lokasi rawan bencana, berapa kepala keluarga yang tinggal di lokasi rawan bencana hingga membuat desain lokasi relokasi, yang aman nyaman dan indah agar menyenangkan warga di Kota Bogor.
“(Data) di rumah-rumah itu (rawan bencana) berapa persen yang ada alas haknya, clear dan tidak bermasalah. Kemudian kedua laporan kita ketersediaan lahan dimana saja,” tekannya.
Ia pun memberi tenggat waktu kepada pejabat yang bersangkutan untuk melakukan pendataan dalam kurun waktu dua pekan.
Setelah data tersebut lengkap pihaknya akan melakukan mapping untuk membuat solusi dan desain relokasi agar warga nyaman.
“Coba tolong dipastikan lagi dengan BKAD, mana lahan yang matang untuk kita ajukan untuk didanai oleh provinsi atau pusat. Jadi begitu lahan matang kita ajukan, semuanya. Jadi nanti kan kita ada datanya nih minggu ini selesai, kita lihat mapingnya seperti apa, jadi kita butuh kepastian untuk tanggap darurat,” pintanya. (YUD)