BANDUNG – Perajin atau penjual tahu dan tempe di Kota Bandung akhirnya menaikkan harga jual. Padahal, pemerintah sudah menggelontorkan anggaran subsidi kedelai cukup besar yang salah satunya menekan harga, seolah-olah tak ada gunanya. Lantas, kemana anggaran subsidi tersebut? Pertanyaan itu tentunya layak dilontorkan publik.
Salah seorang penjual tahu dan tempe di Pasar Kosambi Bandung, Oki (43) mengaku, menaikan harga dagangannya itu sebesar Rp 500 – Rp 1.000 per bungkusnya.
“Tapi itu naiknya enggak tinggi, paling satu bungkus ada yang Rp 1.000, ada yang Rp 500 tergantung model tahunya,” ujar Oki, saat ditemui Jabar Ekspres di lapak dagangannya, Senin (17/10).
Oki mengklaim, pembeli tetap normal meski harga mulai naik. Dengan menaikkan harga tersebut, Oki mengaku, banyak menampung komplain dari pembeli setianya. “Meski naikknya tidak signifikan, konsumen suka banyak yang nanya,” akunya.
Terpisah, Ketua Paguyuban Pengrajin Tahu Tempe Jabar, M Zamaludin mengatakan, rencana kenaikan harga itu cukup beragam yang dijadwalkan pada Kamis (20/10) depan.
“Karena mogok batal, jadi kita solusinya menaikkan harga tahu tempe. Harga kenaikan pun beragam, mulai dari Rp 500 – Rp 1.000 per buah atau Rp 5.000 per papan,” ujar Zamaludin, saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, kemarin.
Selain itu, Zamaludin mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap kondisi harga kacang kedelai. “Meski kita mogok produksi, tetap tidak akan membuat harga kedelai stabil (turun). Sehingga, perajin membatalkan mogok produksi, namun tetap menaikkan harga tahu dan tempe untuk mencegah kerugian,” ungkapnya.
Ia pun menerangkan, kenaikan tahu dan tempe di Jabar akan dilakukan secara serentak pada Kamis (20/10) depan. Namun ia juga tidak menampik, bahwa saat ini telah ada beberapa perajin yang sudah menaikkan harga produksinya itu.
“Karena harga kedelai sekarang Rp 13.300 per kilogram. Jadi, kerugian kita lumayan gede, Rp 200 sampai Rp 300 ribu, tergantung banyaknya produksi. Bahkan ada juga sampai jutaan (kerugian),” pungkasnya.
Sebelumnya, Zamaludin mencium ketidak jujuran dalam penyaluran subsidi kedelai. Ia menduga, subsidi yang diberikan pemerintah itu tidak sesuai harga.
“Aslinya subdisinya enggak Rp 1.000 per kilo yang yampe ke perajin. Karena sama Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti), itu sudah diambil duluan. Seperti sekarang saja, harga kedelai Rp 13.000 per kilogram, sedangkan harga subsidinya Rp 12.250, itu pun untuk harga kedelai yang bagus. Tapi Kopti ngasihnya kedelai yang murah dengan harga Rp 11.250,” ungkap Zamaludin saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Jumat (14/10).