Wali Kota Bandung Akui Kesulitan Hadapi Krisis Ekonomi

JabarEkspres.com, BANDUNG – Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku, pada 2020 lalu pihaknya cukup kesulitan menghadapi permasalahan ekonomi.

“Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun pada tahun 2020, pertumbuhan ekonominya minus 2,28 persen,” kata Yana, Kamis, 13 Oktober 2022.

Dia melanjutkan, menurunnya pertumbuhan ekonomi memberikan dampak pada Penghasilan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.

“Pendapatan kita hilang lebih dari Rp1 triliun, tentunya itu juga menyulitkan kami untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Yana.

Kendati demikian, menurut orang nomor satu di Kota Bandung itu, memasuki 2021 pertumbuhan ekonomi mulai menampilkan titik terang secara bertahap.

“Alhamdulillah, tahun 2021 kita (perekonomian) tumbuh kembali 3,28 persen dan tahun ini (2022) mudah-mudahan kita (semakin) tumbuh,” ucap Yana.

Pria yang akrab disapa Kang Yana itu menerangkan, sektor ekonomi yang sempat mengalami penurunan itu, diakibatkan dari dampak krisis secara global.

“Karena terjadi peristiwa (ekonomi) mendunia yang membuat krisis pangan, krisis energi,” terangnya.

“Salah satunya dampak bagi Indonesia dan bagi masyarakat Kota Bandung yaitu dari kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak),” tambah Yana.

Menurutnya, kenaikan harga BBM ini memberikan dampak yang tergolong berat bagi masyarakat.

“Sehingga kami dari Pemkot Bandung berupaya membantu meringankan beban sebagian masyarakat yang terkena dampak kenaikan BBM,” imbuh Yana.

“Upaya itu berupa bantuan selama tiga bulan,” lanjutnya.

Diketahui, sebanyak 948 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah terdaftar sebagai penerima manfaat, berupa bantuan tunai.

Jumlah 948 penerima manfaat itu tersebar di 30 kecamatan yang ada di Kota Bandung, berdasarkan Keputusan Wali Kota Bandung terkait penetapan bantuan modal usaha.

Adapun besaran bantuannya, setiap pelaku UMKM berhak menerima manfaat sebesar Rp450 ribu untuk 3 bulan, dengan sistem termin tiga kali pencairan.

“Diharapkan bantuan ini dipergunakan untuk hal yang produktif, bukan konsuntif. Jadi bukan untuk membeli barang-barang tidak perlu,” paparnya.

Yana berharap, melalui bantuan uang tersebut, bisa berdampak pada peningkatan produktivitas, omzet hingga kualitas produk bagi para pelaku UMKM penerima manfaat.

“Sehingga bisa meningkatkan daya beli masyarakat khususnya di Kota Bandung,” tuturnya.

“Mudah-mudahan kita semua bisa terbebas dari dampak kenaikan BBM dan dampak ekonomi yang sedang melanda,” pungkas Yana.*** (Bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan