JABAREKSPRES.COM – Semenjak Deklarasi Partai NasDem dengan mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres), berbagai tanggapan muncul dari berbagai kalangan.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri mengatakan, majunya Anies Baswedan dikhawatirkan banyak didukung oleh orang-orang mengusunbg ideologi Khilafah.
Menurutnya, sebelum deklarasi NasDem, sebelumnya sudah ada dukungan terhadap Anies Baswedan oleh ‘Majelis Sang Presiden Kami’ pada Mei 2022 lalu.
Dalam acara itu, selain diwarnai pengibararan bendera Liwa yang bertuliskan kalimat Tauhid yang menjadi simbol ideologi Khilafah, para deklarator juga mengklaim sebagai orang-orang bekas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), bahkan narapidana terorisme (napiter).
“Bila Anies Baswedan didukung kelompok-kelompok pro-Khilafah itu menang dalam Pemilu 2024, apa jadinya Indonesia?,’’ tanya Rudi.
Sementara itu, Direktur Rumah Politik Fernando Emas mengatakan, bicara soal pencapresan Anies oleh Nasdem sebenernya sah-sah saja. Akan tetapi yang patut dirisaukan adalah dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta itu.
Dukungan terhadap Anies dilakukan oleh sekelompok orang yang mengkalim dirinya sebagai eks-anggota HTI, FPI dan eks-napiter.
Kondisi ini sangan mengkhawatirkan bahwa dukungan terhadap Anies berasal dari orang-orang eks-teroris, HTI dan FPI yang pro-Khilafah.
‘’Mari kita bayangkan, kalau mereka menguasai Indonesia, apa jadinya negeri ini,” tegas Fernando.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengingatkan, akan adanya potensi politik identitas dan polarisasi ekstrem pada tahun 2024.
Dia memprediksi hal tersebut akan makin menguat tajam. Dan menjadi peringataj serius terhadap jalannya Pemilu 2024 nanti.
“Saya sampaikan warning nih ya dengan konstelasi yang ada sekarang ini, kita harus siap-siap dengan kemungkinan polarisasi ekstrem lagi 2024 yang akan datang,’’ kata Qodari.
Prediksi ini disampaikan melihat kondisi politik sudah mulai ke arah polarisasi setelah deklarasi politik identitas Anies Baswedan.
Lebih lanjut, Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menyampaikan, kekhawatirannya dengan potensi politik identitas.
Untuk itu dia mengajak kepada segenap komponen masyarakat agar berhati-hati dengan polarisasi yang menjurus pada politik identitas.
“Mari kita jaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), jangan sampai terecah-belah karena tokoh seperti Anies Baswedan berkuasa dan didukung oleh kelompok-kelompok radikal yang menyuarakan khilafah,” tegas Petrus.