Lukman bin Saleh
Dulu TNI yg merasa superior. Arogan, represif. Tp mereka d reformasi. Kewenangannya dpangkas. Alhasil. Kita lihat sekarang. Bagaimana rakyat merasa nyaman dg TNI. TNI menjadi lembaga yg paling dipercaya publik. Dg resep yg sama. Sy yakin Polri juga bisa berubah. Pangkas organisasinya. Pangkas kewenangannya. Polisi cukup sampai tingkat kabupaten sj (Polres). Tdk perlu Polda. Kemudian ada polisi pusat yg berdiri sendiri. Terpisah dr polisi daerah. Tugas polisi daerah mengurus kasus2 umum. Tugas polisi pusat mengurus kasus2 besar bersekala nasional. Dan menindak polisi2 daerah yg melanggar hukum. Seperti KPK yg sekarang lah kira2 untuk bidang korupsi. Kalau sudah begini. Sy yakin polisi akan berubah drastis spt TNI. Polisi daerah tdk akan sewenang2 krn organisasi dan kewenangannya tdk sebesar skrg. Polisi pusat juga demikian. Tidak berani macam2 krn organisasinya kecil. Mudah d awasi publik…
agus rudi Purnomo
2 orang supporter yang turun pertama kali masuk lapangan juga harus bertanggung jawab, jadi pemicu lainnya. Padahal sudah ada tulisan larangan atas tiap pintu masuk dilarang membawa flare, dilarang melintasi pagar tribun. Bahaya buta huruf sangat dahsyat, atau peraturan memang dibuat untuk dilanggar. Kalian harus minta maaf sudah membuat saudara2 kita menjadi catatan sejarah kelam dunia sepakbola. Semoga semua korban Husnul. Khotimah. Aamiin ya rabbal Alamin.
Er Gham
Dua orang masuk, diikuti ratusan, untuk kasih semangat. Selama 20 menit mereka di lapangan tidak terjadi serangan ke pemain. Itu investigasi awal komnas ham, bisa cek google. Kemudian ada rusuh, penonton di lapangan dengan petugas. Tidak jelas bagaimana cerita sebenarnya. Selanjutnya, ada ‘skak mat’, kartu mati, fakta yang tidak terbantahkan, yang haram dilakukan, yaitu penggunaan gas air mata. Petugas mungkin berada di jalan yang benar sebelum itu. Namun saat digunakan barang terlarang itu, itu menjadi point utama. Silakan gunakan pentungan, untuk menakut nakuti, tapi jangan gunakan barang terlarang itu.
Johan
Yang harus pertama mengaku salah dan minta maaf adalah suporter pertama yang turun ke lapangan setelah usainya pertandingan Arema FC vs Persebaya. Mana orang itu? Adakah orang itu minta maaf dan mengaku bersalah? Tragedi ini bukan tentang jam tayang dan kapasitas penonton. Tapi ini tentang ada yang meng”trigger” aparat melakukan tindakan represif, yang menimbulkan “collateral damage” yang begitu besar. Tetap fokus dan jangan dipolitisasi tragedi ini.