Jabarekspres.com- Belakangan ini harga minyak mentah dunia cenderung mengalami penurunan dibanding beberapa bulan sebelumnya. Apakah harga pertalite akan turun? Kapan? Berikut penjelasannya.
Untuk diketahui, saat ini harga minyak mentah dunia mengalami penurunan. Dilansir dari laman CNBC Indonesia bahwasannya harga minyak mentah dunia saat ini adalah 80-an dollar US per barel.
Kabar ini membuat pertanyaan di masyarakat, apakah BBM di Indonesia akan turuh harganya? Karena yang seperti kita ketahui harga pertamax saat ini sudah mengalami penurunan harga.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, Tutuka Ariadji selaku Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan harga pertalite bisa saja turu. Namun, dengan syarat jika harga minyak dunia turun secara drastis.
“Pertalite itu kan harganya memang subsidi dan di bawah harga keekonomian, masih jauh dari harga keekonomiannya. Kalau harga minyak turun banget bisa aja (harga Pertalite turun),” tutur Tutuka dalam Rapat Kerja Nasional Kebijakan Satu Peta di Jakarta.
Pada bulan September, harga rata-rata minyak mentah Indonesia ditetapkan sebesar 86,07 dollar US mer barel dan turun menjadi 8,10 Dollar US per barel dari bulan Agustus 94,17 dollar per barel.
Penetapan penurunan harga ini terdapat dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 140.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan September 2022 tanggal 3 Oktober 2022.
Bhima Yudhistira selaku Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai dengan adanya tren penurunan harga minyak mentah dunia ini merupakan sinyal positif bagi beban subsidi yang ikut turun.
Dengan tren menurunnya harga minyak mentah dunia, pemerintah mempunyai kesempatan untuk menurunkan harga BBM jenis subsidi ke angka sebelum terjadinya kenaikan.
“Langkah ini harus dilakukan karena tidak adil apabila harga minyak mentah turun beban subsidi menurun pemerintah masih mempertahankan harga BBM yang mahal. Nah jadi ada kemungkinan Pertalite turunkan lagi setidaknya di bawah Rp 7.650 per liter atau kembali ke level Rp 7.650 per liter dan solar sekitar Rp 5000 per liter,” kata Bhima kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat 30 September 2022.