BANDUNG – Sebanyak 203 mahasiswa mengikuti Sidang Terbuka Senat Fakultas Farmasi dalam rangka pengambilan sumpah/janji Apoteker Angkatan XXXII Program Studi Profesi Apoteker Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) di Grand Hotel Preanger, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa, 4 Oktober 2022.
“Jadi Fakultas Farmasi Unjani, kami ada program studi Apoteker. Maka mereka yang sudah Sarjana farmasi bisa memasuki profesi apoteker apabila mengikuti pendidikan apoteker,” ujar Rektor Unjani, Prof Hikmahanto Juwana SH LLM PhD, usai memberikan sambutan.
Dia menyebutkan, mahasiswa yang mengikuti prosesi sumpah/janji Apoteker kali ini merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi Unjani dengan jumlah yang cukup besar. Jumlah tersebut kata Hikmahanto, dengan tingkat kelulusan mencapai 80 persen.
“Alhamdulilah kami bisa meluluskan 203 apoteker. Ini jumlahnya cukup besar, dan Alhamdulillah rata-rata kelulusannya 80 persen,” katanya.
Ia mengakui, jumlah mahasiswa tersebut menjadi kebangaan Unjani lantaran mampu lulus dari profesi apoteker setelah menempuh ujian secara nasional. “Jadi ini merupakan kebanggaan bagi kami karena dari waktu ke waktu fakultas farmasi bisa melahirkan para apoteker dengan kelulusan mencapai 80 persen,” akunya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi Unjani, Dr apt Fahrauk Faramayuda SSi MSc menambahkan, jumlah kelulusan profesi apoteker mahasiswa Unjani tahun ini tidak jauh berbeda dengan kelulusan di tahun sebelumnya. “Tahun sebelumnya untuk lulusan apoteker ada 210 mahasiswa dan ada penurunan sedikit. Tapi secara persentase, kelulusan tingkat nasional kami masih 80 persen untuk tahun ini,” ungkap Fahrauk.
Tak hanya itu, lebih jauh dia menjelaskan, pihaknya juga membuka program Magister Farmasi untuk tahun ajaran 2022 ini. “Kami juga membuka program Magister Farmasi. Bagi mereka yang sarjana farmasi ingin ikut magister, ini bisa. Ataupun mereka dari apoteker juga bisa mengikutinya,” terang Fahrauk.
Fahrauk memaparkan, bahwa magister farmasi itu merupakan pendidikan yang sifatnya keilmuan farmasi. Oleh sebab itu, proses perkuliahan pun bisa dilakukan secara hybrid. “Jadi para peserta tidak perlu meninggalkan tempat kerja mereka tapi mereka akan secara efektif mendapatkan pengetahuan. Karena kami sudah mengembangkan ICT (Information Communication Teknologi). Setelah pandemi, kami benahi terus sehingga bisa melakukan kegiatan hybrid,” pungkasnya. (tur)