BOGOR – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) terus memberikan semangat dan dorongan untuk apresiasi para pelaku usaha khususnya eksportir di Kota Bogor yang selama ini sudah berkontribusi dalam ekspor komoditas lokal.
Hal itu diungkapkannya saat memberikan arahan kepada para pelaku usaha ekspor (eksportir) dalam Pembinaan dan Pengembangan Usaha Produk Ekspor Unggulan Kota Bogor yang digelar disalah satu hotel di Kota Bogor pada Rabu, 21 September 2022.
Dedie menyebut, bentuk apresiasi kepada eksportir Kota Bogor bukan hanya untuk yang pendapatan dengan skala besar masih didominasi oleh eksportir dari produk ban dan obat-obatan. Namun di luar itu, ada produsen-produsen produk lokal berupa minuman dalam kemasan, fashion, kerajinan, hingga rempah-rempah yang juga sudah diekspor.
Dia membeberkan, berdasarkan data menunjukkan nilai ekspor Kota Bogor tahun lalu senilai 99 Juta USD.
Sedangkan masuk triwulan kedua tahun 2022 ini, sambung dia, angka ekspor Kota Bogor sudah mencapai 78 Juta USD, dengan harapan tentu tahun ini akan lebih tinggi sampai dengan akhir tahun.
“Potensi sebetulnya ada, tinggal hal-hal yang perlu dilengkapi seperti aspek legalitas, kualitas produk dan permodalan yang harus ditingkatkan. Karena permintaan dari luar akan selalu ada,” ungkapnya kepada Jabar Ekspres dikutip Kamis, 22 September 2022.
Menurutnya, meskipun memang jumlah eksportir dari Kota Bogor belum terlalu signifikan, namun dirinya salut kepada pelaku usaha yang memiliki kemampuan bertahan saat digoncang masa pandemi Covid-19.
Di sisi lain, sambung Dedie, data lain menunjukkan para eksportir di Kota Bogor sudah melakukan ekspor hingga 27 negara dengan berbagai komoditasnya, seperti Asia, Afrika, hingga benua Eropa.
“Dengan kualitas produk yang baik, paling tidak bisa meningkatkan tingkat kepercayaan para importir untuk terus memanfaatkan produk dari Bogor,” katanya.
Dalam pembinaan itu, juga dihadirkan satu narasumber dari Bank Nasional Indonesia (BNI) Cabang Kota Bogor. Dimana sektor perbankan menjadi salah satu tenaga tambahan para pelaku usaha dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR)-nya.
“Tahun ini alokasi untuk KUR-nya senilai Rp 140 miliar, baru terserap kurang lebih Rp 110 miliar. Jadi masih ada potensi yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk mengambil KUR,” jelas Dedie.