Fakta Terbaru Mayat Tanpa Kepala di Semarang, Diduga Kuat ASN Bapenda yang Dibunuh Lalu Dibakar

JABAREKSPRES.COM – Geger penemuaan mayat  tanpa kepala dengan  kondisi  terbakar  di Semarang, kini semakin jelas. Fakta terbaru ditemukan dari hasil penyelidikan kasus mayat tanpa kepala tersebut.

Mayat dengan kondisi terbakar 100 persen itu ditemukan di Kawasan Pantai Marina Semarang, pada Kamis 8 September 2022. Polisi menyebut, jasad tersebut  merupakan hasil tindak kejahatan orang lain.

Jasad itu diduga merupakan aparatur sipil negara (ASN) Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, Iwan Boedi Prasetijo Paulus. Sebelumnya dia dilaporkan keluarganya menghilang sejak, Rabu 24 Agustus 2022 lalu.

Sedianya, Kamis 25 Agustus 2022, Iwan Boedi akan menjadi saksi kasus korupsi, yang tengah diusut polisi. Saat ditemukan, jasad tersebut tanpa kepala, kedua telapak tangan, dan kaki kanannya hilang.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengungkapkan meninggalnya korban yang ditemukan hangus dikarenakan tindak kejahatan orang. Kombes Irwan memastikan hal itu, usai dilakukan pemeriksaan.

Menurutnya, korban sudah meninggal sebelum dibakar. “Hasil pemeriksaan labfor, mayat yang ada di lokasi itu posisinya sudah dalam keadaan meninggal lalu dibakar. Itu artinya ini adalah kejahatan.”

“Jadi beda hasil kondisi mayat yang terbakar antara sudah meninggal, baru dibakar, dan masih hidup baru dibakar. Nah yang terjadi di Marina adalah sudah meninggal dulu baru dibakar. Jadi, murni ini adalah kejahatan,” kata Irwan, dikutip dari radartegal.disway.id, Rabu ( 14/9)

Irwan menerangkan Polrestabes Semarang masih menunggu hasil tes DNA Labfor Mabes Polri. Tes itu untuk memastikan apakah korban adalah benar Iwan Boedi yang menjadi saksi kasus korupsi.

“Kita belum bisa memastikan apakah mayat yang ada di lokasi adalah Iwan. Tetapi langkah-langkah menuju itu sudah kita lakukan upaya tes DNA namun untuk hasilnya sampai saat ini belum kami dapatkan,” jelasnya.

“Tapi, siapapun yang bersangkutan, kami akan terus melakukan penyelidikan. Terkait dengan motif dan alasan yang muncul di media, terkait korupsi bisa saja dalam premis lain. Misal ada masalah asmara, mungkin keluarga, mungkin soal utang piutang, itu semua kita dalami premis-premisnya, baik itu Iwan atau bukan Iwan,” sambung dia.

Tinggalkan Balasan