“Kalau tuntutannya sama-sama untuk menolak BBM naik, terus apa bedanya kelompok mahasiswa yang satu sama yang satunya lagi?” tanya Tono.
Menurutnya, aksi massa yang berujung ricuh itu tak mencerminkan gelar para demonstran sebagai orang berpendidikan alias mahasiswa.
“Dulu, ricuh itu mahasiswa lawan Polisi karena disuruh bubar aksi demonya. Kemarin, disuruh bubar juga belum malah ribut antarmahasiswa,” imbuhnya.
Tono berharap, para mahasiswa yang menggelar aksi demo mengatasnamakan keadilan dan membela rakyat itu benar-benar tulus demi kesejahteraan bersama serta tidak ada kepentingan pihak lain di belakangnya.
“Bersatu bersama untuk tuntutan dan tujuan yang sama, kalau seperti kemarin kesannya enggak mementingkan rakyat,” tuturnya.
“Kalau mementingkan rakyat saya yakin enggak akan ricuh antar mahasiswa, tapi bergabung membentuk aksi demo lebih besar, massanya lebih banyak,” pungkas Tono.*** (Bas)