Liam Then
Secara teknis jawabannya. Karena bukaan amplop coklat vertikal, jadi muatnya lebih gampang . Kalo banyak isinya begitu dibuka ngga luber kemana-mana. Kalo yang putih, setau daya ,bukaannya horizontal. Juga tidak ada beredar amplop putih dengan ukuran besar yang memadai. Hehehe.
Komentator Spesialis
Harga BBM di Saudi jauh lebih murah dari di Indonesia. Buzzer : Ya iyalah, saudi kan penghasil terbesar minyak bumi. Lalu kenapa harga minyak goreng melejit mengikuti harga internasional ? Indonesia kan produsen terbesar minyak sawit. Buzzer : …..anu…anu…(gelagepan nggak bisa jawab)
Jimmy Marta
Gak pa pa juga cerita amplop kiyai ini dibuka pak suharso monoarfa. Biar rakyat tahu bahwa bisik bising selama ini memang ada. Terlepas dari apa tujuannya. Apa warnanya, atau tipis tebalnya yg jelas memang ada. Kalau cerita itu berakibat sang ketum dilengserkan, itulah harga kejujuran yg harus dibayar pak monoarfa.
Arala Ziko
rekam jejak digital yakni video di youtube, waktu RI 1 masih belum jadi RI 1, beliau terang terangan menjelaskan bahwa BLT itu tidak berguna atau tidak efektif. Lhaa dilalah sekarang malah seneng ngasih ngasih BLT. Coba Pak Dahlan jika ada ketemu RI 1, mohon ditanyakan kok skrg memilih opsi BLT
Pembaca Disway
Wajar orang ganti pendapat, kalau orang nggak pernah ganti pendapat justru aneh. (Tentu harus ada alasannya..)
Liam Then
Di Thailand , ada aliran Budha yang biksu nya langsung jemput bola.Langsung minta.Biasa saja. Karena memang kerjanya mereka hanya berdoa. Di Indonesia status kiai lain.Kita lihat balik ke sejarah. Mereka soko guru perjuangan bangsa. Perannya penting dan tak terlupakan. Pak SM terlalu semangat,sehingga keseleo lidah. Samakan kebiasaan amplop untuk kiai dengan amplop uang sogokan. Yang urat ketersinggungannya tipis tentu tak terima. Wajar itu. Kebiasaan memberi uang kepada ahli agama, bukan hanya di Indonesia saja. Diseluruh dunia prakteknya sama. Saya kira itu cerminan ungkapan tulus hati masyakat.Mungkin seperti ini jika di ungkapkan ke kata-kata : “Kami tak begitu paham agama, keseharian kami habis sibuk ,lupa,lena untuk keluarga dan dunia. Amplop ini hasil perjuangan kami di dunia. Kami berikan kepada anda, sebagai dukungan kami ke anda. Yang begitu fokus kepada agama. Supaya anda tidak seperti kami. Kadang hilang, lena, lupa, dalam dunia.”