JAKARTA – Kejanggalan demi kejanggalan skenario drama yang dirancang Ferdy Sambo terungkap. Putri Candrawathi terekam CCTV berganti baju pakaian tidur atau memakai piyama usai Brigadir J terbunuh. Diduga ini untuk memperkuat skenario licik Ferdy Sambo soal pelecehan seksual.
Dari rekaman CCTV yang bereda, Putri Candrawathi saat berangkat ke rumah dinas Duren Tiga, memakai kaos krem dan celana panjang.
Lalu sesudah terjadi pembunuhan Brigadir J, Putri Candrawathi juga terekam CCTV sudah berganti baju memakai piyama hijau atau pakaian tidur.
Awal mula kasus ini terbuka ke publik, Ferdy Sambo memunculkan skenario bahwa Putri Candrawathi dilecehkan J di dalam kamar di rumah dinas Duren Tiga yang menjadi lokasi pembunuhan.
Tentu jika Putri Candrawathi harus memakai pakaian tidur dan bukan kaos serta celana panjang, semakin mudah untuk memunculkan scenario jika dirinya telah dilecehkan.
Skenario piyama dibuat agar masuk akal sebagai bagian dari skenario licik Ferdy Sambo bahwa Putri memang dilecehkan Brigadir J di dalam kamar.
Sementara itu Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menjelaskan peran vital Putri Candrawathi yang mengajak Brigadir Joshua agar mau berangkat ke rumah dinas Duren Tiga bersamanya yang menjadi lokasi eksekusi.
“(Perannya) mengajak berangkat ke Duren Tiga bersama RE (Richard Eliezer), RR (Ricky Rizal), KM (Kuat Maruf), Alm J (Yoshua),” beber Komjen Agus, Sabtu (20/8).
Putri juga ada di lantai 3 rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga bersama Bripka Ricky Rizal dan Bharada Eliezer saat perintah pembunuhan itu dikeluarkan Ferdy Sambo.
“(Putri) ada di lantai 3 saat RR dan RE ditanya kesanggupan untuk menembak almarhum J,” kata Agus.
Sebelum dieksekusi di lantai dua, Bripka RR berperan memanggil Brigadir Joshua ke dalam rumah, dimana Brigadir Joshua saat itu berada di pekarangan rumah seorang diri.
Putri juga turut mengikuti skenario yang dibangun Ferdy Sambo usai Brigadir Joshua dieksekusi di rumah dinas Duren Tiga.
Termasuk Putri berperan vital menjanjikan uang kepada Bharada Richard Eliezer sebesar Rp1 miliar, Bripka Ricky Rizal Rp500 juta dan Kuat Ma’ruf sebesar Rp500 juta.