JAKARTA – Imbas kasus yang menjerat pasangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawati, anak-anak mereka disebut terpukul dan trauma setelah kedua orang tuanya ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Terlebih setelah ditetapkan sebagai tersangka, mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawati dijerat pasal pembunuhan berencana dengan ancamam hukuman mati.
Keduanya pun akan segera menjalani proses persidangan.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, kepolisian tidak akan menelantarkan empat anak perwira tinggi Polri itu.
Karena itu, Dedi memastikan anak-anak Ferdy Sambo akan diberi perlindungan dan pendampingan psikologis.
“Nanti dari SDM (Biro Sumber Daya Manusia) tentunya yang akan memberikan pendampingan psikologi dan lain-lain,” kata Dedi kepada wartawan, Senin (22/8).
Namun Dedi tak mengungkap kapan pastinya anak-anak Ferdy Sambo itu akan mendapatkan pendampingan psikologi.
“(Intinya) dari SDM (untuk pendampingan) psikologi,” ujar Dedi.
Sementara, Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, anak-anak memang rentan mendapatkan Tindakan bullying hingga labelisasi dari perbuatan orangtuanya.
Meskipun anak-anak tersebut jelas tidak bersalah dan tidak bertanggungjawab atas perbuatan kedua orangtuanya.
“Anak memang rentan menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan kondisi orang tuanya,” kata Komisioner KPAI Retno Listyarti, Senin (22/8).
KPAI memang belum mendapatkan kabar valid perihal bullying terhadap anak-anak Ferdy Sambo.
Namun, ia menduga anak-anak Ferdy Sambo itu pasti sudah tertekan atas ulah kondisi kedua orang tuanya.
“Anak-anak itu juga pasti sudah tertekan dengan kondisi kedua orangtua menghadapi proses hukum dengan tuntutan hukuman yang tinggi,” ujarnya.
Karena itu, Retno pun memastikan akan memberikan perlindungan terhadap anak- anak Ferdy Sambo yang kabarnya menjadi korban bullying.
Retno juga akan mencari kebenaran dari informasi bahwa anak- anak Ferdy Sambo mendapatkan pembullyan dari netizen dan di lingkungan sekolahnya.
“Jika benar, tentu KPAI akan berkoordinasi dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan untuk mencari solusi demi kepentingan terbaik bagi anak,” ujarnya.
“Mereka tidak bersalah dan kemungkinan besar tidak pernah mengetahui rencana pembunuhan yang dilakukan kedua orang tuanya,” tuturnya. (pojoksatu-red)