JabarEkspres.com – Hujan deras diiringi es berjatuhan terjado di beberapa wilayah Kabupaten Kuningan bagian utara, Minggu, 14 Agustus 2022.
Melansir Radar Kuningan, fenomena hujan es tersebut terjadi di tiga wilayah, yakni di daerah Kecamatan Jalaksana, Kramatmulya, dan Japara.
Saat fenomena hujan es ini terjadi, warga sempat mengambil video fenomena tersebut menggunakan gawai dan kemudian menyebarkannya di media sosial.
Bagaimanapun, peristiwa tersebut juga membuat warga terkejut. Itu merupakan fenomena yang tidak biasa.
Menurut keterangan warga, fenomena hujan besar itu tidak mencurigakan jika tidak ada kegaduhan di atap genting.
“Kejadiannya sekitar pukul 14.00 WIB, saat hujan turun sangat deras disertai angin kencang. Saya kaget suara air hujan yang jatuh kok ribut sekali, saat melihat ke luar banyak benda putih di pekarangan, saat dilihat lebih dekat ternyata hujan es,” ungkap Diding Suryadi warga Jalaksana, dikutip dari Radar Kuningan.
Serupa dialami Yoyo Sunaryo dari Desa Kramatmulya, melihat hujan es yang jatuh di depan rumahnya sangat banyak dengan ukuran rata-rata sebesar kelereng.
Akibat hujan es tersebut, kata Yoyo, menyebabkan atap rumahnya mengalami kerusakan.
“Saat itu hujan sangat deras disertai angin kencang. Tapi saya dengar suara hujannya lain, sangat keras, atap rumah seperti diawur kerikil. Saat saya lihat keluar, ternyata banyak es di pekarangan rumah,” ungkap Yoyo.
Hujan es tersebut, kata Yoyo, berlangsung sekitar 10 menit saja. Namun, akibat hujan tersebut menyebabkan atap rumahnya mengalami bolong-bolong akibat terkena jatuhan hujan es tersebut.
“Sebagian atap rumah saya yang terbuat dari asbes jadi bolong-bolong. Ya karena tekena jatuhan hujan es itu,” ujarnya.
Melansir Radar Cirebon, fenomena hujan es tersebut adalah fenomena alam biasa, berdasarkan keterangan dari Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana.
“Dari pantauan BPBD, kami mendapat laporan hujan disertai es terjadi di beberapa desa di Kecamatan Kramatmulya dan Jalaksana, kami juga sudah berkoordinasi dengan BMKG,” katanya.
Fenomena ini disebut-sebut sebagai hasil dari peralihan musim, yakni dari musim panas ke musim dingin, menurut laporan dari Radar Cirebon.*** (rk/rc)