اللهُ ابْتَعَثَنَا لِنُخْرِجَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ العِبَادِ اِلَى عِبَادَةِ اللهِ
“Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirim kami untuk memerdekakan siapa yang dikehendaki-Nya dari penghambaan kepada sesama manusia menuju penghambaan kepada Allah semata.”
وَمِنْ ضِيْقِ الدُّنْيَا اِلَى سَعَتِهَا
“Untuk memerdekakan mereka dari dunia yang sempit menuju dunia yang luas.”
وَمِنْ جَوْرِ الأَدْيَانِ اِلَى عَدْلِ الاِسْلَامِ
“Serta memerdekakan manusia dari kesewenang-wenangan agama lain menuju kepada keadilan Islam.”
Jama’ah Jumat rahimakumullah,
Lihatlah bagaimana seorang sahabat yang mulia Bilal bin Rabbah Radhiyallahu ‘Anhu yang memahami makna kemerdekaan hakiki. Ketika itu beliau menjadi budak/ hamba sahaya Abu Jahal. Walaupun jasadnya disiksa dengan siksaan yang teramat pedih, akan tetapi beliau tetap mempertahankan keimanannya. Sebab beliau memiliki jiwa yang merdeka. Jiwa yang bertauhid dan tunduk hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan itulah beliau menjadi hamba yang merdeka seutuhnya.
Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan risalah yang Beliau emban, memiliki misi untuk membawa manusia kepada kemerdekaan yang paling hakiki. Kemerdekaan dari kegelapan menuju kepada hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari kebodohan menuju kepada ilmu pengetahuan, dari kekuatan iman menuju kepada keadilan. Kemerdekaan yang menjadi gerbang besar menuju kemenangan di dunia dan akhirat sebuah gerakan kemerdekaan yang dalam waktu singkat mengilhami seluruh penjuru bumi. Bahkan menginspirasi Eropa untuk beranjak dari masa kegelapan kepada masa kemajuan.
Dengan kekuatan ini pula, dua Imperium besar Persia dan Romawi ditunjukkan di awal sejarah Islam. Kemerdekaan tersebut adalah tauhid. Sehingga apabila tauhid itu dicampakkan, maka keterpurukan dan kehinaan lah yang akan dialami oleh umat dan bangsa ini.
اقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم، ولسائر للمؤمنين والمؤمنات، فاستغفروه، انه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
Jamaah khutbah Jumat rahimakumullah,
Satu contoh nyata yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kisahkan di dalam Al-Qur’an dan harus kita jadikan pelajaran yaitu kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam dengan Bani Israil. Yaitu ketika Nabi Musa ‘Alaihis Salam dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala sukses untuk memerdekakan kaumnya Bani Israil dari penjajahan dan penyembahan kepada Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan. Bani Israil akhirnya menghirup kemerdekaan hakiki. Setelah sekian lama menjalani kerja paksa, diperlakukan diskriminatif, dan dipaksa untuk menyembah Fir’aun.