Namun tampaknya saat ini sudah banyak klub sepakbola yang memperhitungkan jangka panjang. Biasanya pemain bintang dikontrak untuk jangka waktu yang lumayan panjang, misal lima tahun.
Tentu kemampuannya akan jauh menurun saat ia telah berusia di atas 40 tahun. Padahal klub sudah membayar biaya kontrak di depan yang tidak kecil. Sedangkan kompetitor Ronaldo (khususnya dari segi usia dan kebugaran) tentu puluhan jumlahnya dan dengan nilai kontrak yang lebih murah.
Topik essay pagi ini sebenarnya bukanlah tentang olahraga, bukan pula tentang atlet yang hebat di lapangan bola sekelas Cristiano Ronaldo yang memang sarat prestasi. Namun ada satu benang merah dari tulisan ini yang tidak bisa disangkal atau terbantahkan, yakni seberapapun hebat dan mengkilapnya prestasi seseorang jika waktu itu datang maka tidak akan ada yang mampu melawan, terrmasuk dirinya sendiri.
Waktu apa yang akan datang itu? Yakni ketika usianya sudah semakin senja yang berakibat semua aspek positif pada dirinya menurun drastis. Namun dalam kasus CR7 di atas sepertinya ia tidak paham masalah itu (atau paham namun berusaha mengabaikan?).
Jadilah ia dengan jumawa berusaha mencari klub besar yang sekelas dengan klub yang pernah memakai tenaganya sekian dekade yang lalu. Dan hasilnya? Kita ikuti saja kemana CR7 akan berlabuh. Boleh jadi teken kontrak kali ini sekaligus akan menutup karier gemilangnya puluhan tahun terakhir kiprahnya di lapangan hijau. *)
Penulis adalah pengamat masalah sosial dan kemasyarakatan.